Pernah satu kali saat akan melakukan perjalanan ke Kota Kuning, jaraknya sekitar 1 jam dari terminal, aku memikirkan tentang keputusan. Termasuk keputusanku untuk pergi ke Kota Kuning.
Perjalanan ini bukan perjalanan penuh persiapan dan pastinya tanpa tujuan. Semua terjadi begitu saja, saat aku sampai terminal dan nggak tau harus ngapain, tiba-tiba terbesit 'bagaimana kalau aku mampir ke Kota Kuning?'. Jujur, keadaanku sedang sangat tidak baik-baik saja. Pekerjaan yang selama ini berhasil menghidupiku dibantah mentah-mentah dengan dalih bukan pekerjaan yang stabil. Aku ingin beristirahat sejenak, setelah 6 bulan perang dingin di rumah orang tuaku.
Kota Kuning terkenal sebagai pusat oleh-oleh, hampir semua oleh-oleh dari seluruh daerah Indonesia tersedia di sini. Siapapun yang senang belanja, pasti senang mampir ke kota Kuning. Bisa dibilang Kota Kuning termasuk pusat perbelanjaan di provinsi kami.
Sebenarnya aku bisa mampir ke Kota Kuning setiap kali aku menginginkannya, tapi ini bukan pilihan yang mudah. Datang ke Kota Kuning sendirian, juga bukan pilihan yang mudah. Kota ini selalu ramai, semakin tinggi angka keramaiannya semakin tinggi juga potensi masalahnya. Aku ngga bisa menutup mata, karena faktanya selalu ada hal menarik yang nggak sengaja menarik perhatian khalayak setiap kali aku datang ke kota ini.Â
Saking populernya Kota Kuning, aku pernah punya niatan mengulik cerita untuk tulisanku tentang ekonomi dan pariwisata, tapi setiap kali datang ke Kota Kuning, fokus tulisannya selalu berubah. Akhirnya kuputuskan tak ada tulisan apapun tentang kota ini, kecuali jika kisahnya mampu meluruskan pikiranku yang kacau.
Sepertinya, itu kali terakhir aku mampir ke Kota Kuning dan pulang membawa keputusan tentang kunjungan berikutnya. Di perjalanan ini, aku nggak berharap apapun selain menikmati perjalanan. Aku juga nggak punya niatan ingin belanja atau liputan. Semuanya sangat sederhana, aku ingin ke Kota Kuning, entah apa yang ada di sana nanti.
Begitulah mulanya, hingga akhirnya tulisan ini lahir.
Sampai di terminal Kota Kuning, aku merasa sangat terkejut dan kagum melihat desain dan bangunan terminal yang sangat berbeda dengan Kotaku. Terminal di sini sangat modern dan nyaman. Siapapun pasti senang mampir ke terminal kalau suasananya seperti ini.
Hampir seluruh area terminal adalah tempat berteduh. Ada banyak kursi pengunjung yang bisa digunakan dan semuanya berada di bawah atap. Pun semua toko di terminal sudah menggunakan AC, tak perlu pura-pura cari barang, duduk di bangku pengunjung saja sudah terasa adem.
Perkembangan yang sangat ngga terduga. Sejauh yang aku tau, Kota Kuning memang pusat perbelanjaan tapi aku nggak pernah menyangka Pemerintah Kota ini berusaha sangat keras menjadikan Kota Kuning nyaman bagi semuanya.