Mohon tunggu...
Windi Meilita
Windi Meilita Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

Introvert muda yang senang menghabiskan waktu di kamar sambil scroll layar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Terminal 02, Tentang Pekerjaan

15 April 2024   15:12 Diperbarui: 15 April 2024   15:13 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dua perempuan sedang ngobrol di terminal bus (Image Create by AI)

Rasa percaya diri yang positif, yang membuat semua orang di sekitarnya jadi lebih hidup berkat semangat yang ada di balik ucapannya. 

Aku yang ngga berani ambil keputusan serupa, ngga bisa menjawab ucapannya. Dan sepertinya ia menyadari itu, bukan dalam artian yang negatif. 

"Kalo boleh tau, kakak freelance apa?" tanyanya penuh rasa hormat. Aku memang lebih tua darinya, dilihat sekali lewat pun kesimpulan seperti ini pasti muncul. Jadi wajar kalau caranya bertanya sedikit menaruh hormat dan hati-hati.

"Saya freelance content writer. Sebenarnya ngga bisa dibilang begitu juga, saya hanya bekerja ketika saya ingin bukan berusaha mencari atau mengumpulkan klien."

Ia mendengarkan dan sesekali mengangguk penuh perhatian, "yang penting nyaman dan tetap kerja kak" jawabnya. 

Dia benar. Hal ini cukup penting untuk dinikmati, terutama soal aku bisa bekerja sesuai keinginanku. Tak banyak orang yang punya kesempatan seperti ini. Justru sebagian besar malah bekerja di tempat yang nggak mereka sukai. 

Sudah lama aku menyadari hal ini, terutama sejak 6 bulan aku berusaha berdamai dengan terminal. Saat itu aku sadar, nggak semua orang punya kesempatan berkarir di jalan yang mereka inginkan. Pun jika ada, nggak banyak yang pekerjaannya bisa menghidupi diri mereka hingga cukup. 

Lika-liku meniti karir sesuai harapan ini yang menjadikan pilihan pekerjaan terasa lebih sempit. Belum lagi soal orang tua dan keluarga yang ngga mendukung. Semua ingin cepat dan instan, bahkan berpikiran kalau menjadi karyawan dengan gaji UMR adalah pilihan terbaik untuk bertahan hidup daripada mengejar mimpi yang belum tentu menghasilkan.

Sulit, tapi begitulah kenyataannya.
Sejak kecil cita-cita sudah berkaitan erat dengan pekerjaan. Pertanyaan ingin jadi apa selalu dijawab profesi, ingin jadi dokter, presiden, pilot, sepertinya jarang ada yang bilang ingin jadi guru, tapi pekerjaan ini lumayan populer. 

Begitulah semuanya berawal. Dari akar yang sederhana itu lah, cita-cita, mimpi dan pekerjaan bagi sebagian orang terasa lebih sulit digapai. Tak jarang orang merasa gagal mengejar mimpi. Apalagi mimpi yang berkaitan dengan profesi dengan jalur pendidikan jelas seperti dokter, pilot dan sejenisnya. 

Jadi bersyukurlah orang-orang yang bisa bekerja sesuai keinginan hati dan menerima upah yang cukup untuk bertahan hidup tanpa bergantung pada sesama makhluk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun