Mohon tunggu...
Windi Meilita
Windi Meilita Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

Introvert muda yang senang menghabiskan waktu di kamar sambil scroll layar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibu Penjual Gado-gado

7 Februari 2024   12:38 Diperbarui: 7 Februari 2024   13:11 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejujurnya aku agak kurang relate dengan nasehat beliau mengingat selama ini semuanya aman-aman saja. 
Sekarang hampir sebagian besar perempuan bepergian sendiri. Cara ini bahkan dinilai lebih mandiri karena tidak bergantung pada laki-laki atau bergantung pada orang lain.

Jadi aku hanya tersenyum tanpa memberi jawaban apapun.

"Sekarang nasehat kayak gitu sudah jarang dipake ya neng? Ibu juga sadar, anak ibu yang perempuan hampir tiap hari pergi-pergi sendiri juga. Tapi ya gimana ya neng, namanya orang tua, cuman bisa kasih nasehat."

Aku tersenyum lagi, bingung harus jawab apa. 

"Neng sekarang umurnya berapa?" tanyanya lagi.

"Jalan 25 bu, akhir tahun nanti 25."  

"Masih muda. Mumpung belum nikah neng, banyak-banyakin pengalaman. Umur ini nggak akan muncul lagi lho. Kalo neng masih kuliah, nikmati masa-masa kuliahnya. Mau bandel dikit nggak papa, nggak masuk kelas nggak papa yang penting tetap jaga kehormatan. Kalo sudah kerja, neng masih muda, kerja pelan-pelan aja jangan terlalu dipaksain. Neng nikmatin semuanya. Nggak perlu ngejar target ini, itu, biar kerjanya nggak cepet bosen."

Aku mendengarkan dengan baik semua nasehat ini. Sebagai orang tua, Ibu penjual gado-gado punya pandangan yang nggak terlalu kaku. 

"Di usia neng, ibu dulu sering banget takut sama omongan orang. Rasanya setiap keputusan ibu selalu diambilnya dari omongan orang atau pandangan orang. Dulu ibu pikir itu udah bagus banget sikap kayak gitu, tapi setelah bertahun-tahun malah capek sendiri. Orang-orang seneng ada ibu tapi ibu nggak seneng sama diri ibu sendiri."

Sejauh ini aku masih belum tau harus menanggapi dengan jawaban apa. Kemampuan itu menghilang seiring dengan berkurangnya minat untuk bersosial.

"Neng seumuran sama anak ibu, jadi bawaannya pengen banyak cerita" ujarnya lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun