Mohon tunggu...
windi araaa
windi araaa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Media Sosial pada Komunikasi Politik

12 Januari 2023   10:50 Diperbarui: 12 Januari 2023   11:11 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dibuat Oleh Windi Soraya 

Dosen Pengampu Saeful Mujab S.Sos., M.I.Kom

ABSTRAK

Perkembangan yang telah terjadi pada aspek teknologi mampu membuat perubahan serta terobosan yang mengagumkan terutama dalam bidang komunikasi yang sekarang sudah semakin canggih dan serba praktis ini menjadi tantangan tersendiri, terutama pada bidang perpolitikan dalam menyampaikan sebuah informasi ataupun dalam berkomunikasi itu sendiri. 

Pada saat ini media sosial memiliki kelebihan dan perkembangan terhadap kemampuannya untuk menyampaikan sebuah informasi tertentu yang dapat disebar luaskan dengan sangat cepat dan menargetkan segmentasi yang pas. Media sosial mempunyai kekuatan untuk dapat mempengaruhi suatu golongan maupun publik dengan jumlah yang luar biasa. 

Partai politik dan anggota yang berada di dalamnya harus terus mampu untuk mengembangkan dan mengelola sosial media ini sebagai wadah untuk menjalin kegiatan komunikasi yang baik dan efektif di berbagai aspek yang tersedia. 

Oleh karena itu artikel ini disusun oleh penulis untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan sosial media ini di era serba digital seperti sekarang dan mengetahui penerapan media sosial seperti apa yang ada di dalam dunia perpolitikan dalam menerapkan komunikasi politik yang ada.

Kata kunci : Efektivitas, Media Sosial, Komunikasi politik

LATAR BELAKANG

Era digital merupakan era dimana teknologi, internet, sarana komunikasi dan yang lainnya mengalami perkembangan serta perubahan terhadap sebagian kehidupan maupun secara keseluruhan kehidupan masyarakat. Salah satu wujud dari era digital seperti sekarang yaitu muncul nya media baru yang menghasilkan sosial media untuk saat ini, pada aspek ini media sosial berperan dominan dalam penyampaian pesan serta informasi yang beredar terutama dalam bidang dunia politik, karena pengaruh yang di hasilkan oleh sosial media ini cukup besar.

Maka dari itu partai -- partai politik yang berada di negara Indonesia maupun di luar Indonesia harus mampu mengikuti perkembangan era yang ada, bahkan perkembangan era ini dapat dikatakan sebagai peluang untuk tercapainya komunikasi politik yang dimana komunikasi politik itu harus mampu membuat situasi tertentu demi kemajuan dan kepentingan tertentu seperti mempengaruhi, memperoleh, mempertahankan, dan memperluas sebuah kekuasaan. Komunikasi politik sangat penting dan krusial bagi demokratisasi. 

Dengan persaingan kepentingan para politikus untuk mempengaruhi, memperoleh, mempertahankan dan memperluas kekuasaan. Komunikasi politik, menurut Astrid S. Soesanto, adalah komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi, sehingga topik yang dibahas dalam kegiatan komunikasi ini dapat menghubungkan seluruh warga negara melalui sanksi yang diberlakukan secara bersama-sama oleh lembaga politik tersebut. Komunikasi politik merupakan jembatan metodologis yang menghubungkan disiplin ilmu komunikasi dengan ilmu politik. 

Secara lebih khusus, komunikasi politik mengkaji kegiatan komunikasi persuasif dalam bidang politik itu sendiri. Maka dari itu tujuan pembuatan artikel yang berjudul EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL PADA KOMUNIKASI POLITIK ini untuk memperluas informasi bagi para pembaca mengenai komunikasi politik di era digital seperti saat ini dan mengetahui seberapa efektif penggunaan sosial media ini di dalam lingkup komunikasi politik yang ada.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian sebelumnya atau penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan artikel yang penulis buat atau sebagai referensi dalam pembuatan artikel ini.

METODE PENELITIAN

Pada penulisan artikel ini menggunakan metode penulisan pendekatan kualitatif, penulisan kualitatif merupakan suatu bentuk penulisan yang dilakukan untuk menjelaskan suatu fenomena atau situasi dengan detail, melalui pengumpulan data. Penulisan kualitatif ini dapat mengungkap situasi tertentu dengan menjabarkan keadaan secara benar, disusun dengan kata -- kata yang ada berdasarkan pengumpulan data dan dari analisa yang relevan untuk saat ini.

 Dengan demikian, penulisan menggunakan pendekatan kualitatif ini semata -- mata bukan hanya untuk menjabarkan data yang ada melainkan pengumpulan dari berbagai sumber yang relevan dan dipersyarakatkan kualitatif. Penulisan ini menggunakan teknik mendeskripsikan suatu fenomena yang didapat dari berbagai sumber untuk dibentuk menjadi informasi akurat tentang fakta -- fakta yang ada dan aktual mengenai fenomena yang diangkat oleh penulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Media sosial yang merupakan salah satu penghubung antara proses komunikasi yang terjadi di dunia politik ini mencakup berbagai pihak serta unsur yang memungkinkan tersampaikannya pesan -- pesan politik dari komunikator kepada khalayak luas maupun khalayak yang ditargetkan oleh sang komunikator politik tersebut. Dalam konteks ini, terdapat saluran komunikasi yang cukup penting untuk dipergunakan dalam suatu situasi politik itu sendiri, yaitu :

1. Komunikasi Massa

Bentuk saluran komunikasi massa terdiri dari dua bentuk; pertama komunikasi tatap muka, misalnya ketika seorang kandidat berbicara dalam rapat umum atau ketika Presiden berbicara muncul dalam konferensi pers di depan audiensi wartawan. Bentuk lain terjadi ketika Seorang perantara ditempatkan di antara medium dan penonton. 

Di sini media, teknologi, sarana komunikasi lainnya juga berpartisipasi. Beberapa informasi memberikan Media massa melampaui batas-batas geografis dan kelas sosial. Dalam banyak hal Media massa diakui sebagai saluran komunikasi politik yang mampu menyampaikan informasi lebih dari sekedar informasi politik. Ini berarti bahwa media dapat ditunjukkan memiliki efek Politik sebagai perpanjangan dari sistem politik masyarakat.

2. Komunikasi Interpersonal

Mari kita bicara tentang masalah politik dalam interaksi manusia anggota masyarakat, adalah sesuatu yang dapat dianggap sebagai tanda dan perasaan aman bagi publik dalam komunikasi politik. Jika kita membandingkan diskusi politik melalui saluran media dengan saluran komunikasi, kedua pakar tersebut secara pribadi mempresentasikan beberapa topik. 

Berbicara antara lain politik dengan saluran interpersonal, sebaliknya, adalah partisipasi politik aktif Menegakkan komunikasi politik melalui media massa relatif lebih pasif. Berbicara Politik dengan orang lain menunjukkan rasa aman dalam komunikasi politik. Bagaimanapun, berbicara tentang politik berarti mengambil risiko Negara totaliter berarti masalah besar. Bahkan di negara demokrasi bicara politik tetap ada risikonya, meski tidak serius.

3. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dalam komunikasi politik ini mencakup penggabungan sifat -- sifat komunikasi massa, dapat dipahami mengenai tujuan suatu organisasi tersebut serta dengan cara apa proses komunikasi tersebut berlangsung didalam suatu organisasi. Dalam komunikasi organisasi terdapat dua tipe pemikiran mengenai saluran komunikasi, yaitu internal dan eksternal.

Proses komunikasi internal memiliki 3 aspek yaitu, orang-orang harus mempunyai informasi sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan, keputusan dan alasannya harus disebarkan agar anggota yang terdapat didalam organisasi itu melaksanakannya, terdapat saluran-saluran untuk "pembicaraan keorganisasian", percakapan sehari-hari yang biasanya dalam menjalankan sebuah pekerjaan.

Media Sosial Sebagai Saluran Komunikasi Politik

Dengan berkembangnya teknologi informasi hingga sarana komunikasi saat ini media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah media sosial. media sosial adalah Situs web yang menghubungkan orang dengan orang lain, berbagi informasi, dan berkomunikasi dengan pihak lain melalui dunia maya. Kebanyakan orang Indonesia, tidak hanya di perkotaan termasuk juga di daerah pedesaan. Media sosial yang paling banyak digunakan seperti Facebook, Twitter, road, youtube, instagram, kaskus, LINE, my space, whatsapp dan blackberry messenger. 

Media sosial juga ada yang berupa blog dan media online yang keduanya merupakan media sosial dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan pers. Media sosial dapat digolongkan sebagai media massa karena keterbukaannya sehingga dapat digunakan oleh semua khalayak sukses tanpa batasan, termasuk batasan geografis bahkan batas-batas ideologis. Media sosial menawarkan kesempatan untuk menembus ke dalam dunia pribadi publik. Penggunaan media sosial juga tidak mengenal ruang. 

Setiap waktu dan di mana anda dapat menerima informasi tentang berbagai hal dan dari berbagai pihak. Karena itu Anda juga dapat dengan cepat berbagi informasi dengan pihak lain penggunaan media sosial, termasuk penggunaan media sosial di tempat kerja politik atau kampanye. Kampanye politik merupakan salah satu bentuk komunikasi politik untuk merayu, menarik, mengikat dan mempromosikan hubungan politik orang atau organisasi politik pada saat tertentu. 

Tujuan utama dalam setiap kampanye politik adalah tentang memenangkan hati publik untuk mengikuti pesan perhatian informan politik. Contoh kasus dalam kampanye pemilihan presiden juru bicara politik ingin mengajak masyarakat untuk memilih calon presiden seperti apa yang diinginkan. Model kampanye politik yang sering direalisasikan termasuk komunikasi massa dengan mengadakan pertemuan besar atau kampanye melalui media massa. 

Kampanye politik sekarang juga dapat dilakukan di sebagian besar media sosial Populer di kalangan orang Indonesia adalah Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, WhatsApp, Blackberry Messenger dan Blog. calon presiden atau pemimpin daerah dapat menggunakan media sosial untuk mengajak masyarakat memilihnya, yaitu memberi Anda informasi yang mungkin menarik bagi Anda. Pesan-pesan politik yang dapat disampaikan kandidat melalui media sosial mempengaruhi publik.

Tingkat pengaruh untuk setiap individu adalah berbeda satu sama lain. Dampak dari pesan-pesan politik ini bisa jadi mengarah pada sikap politik publik yang positif atau negatif. Sikap positif adalah bagian darinya mengikuti apa yang diinginkan media politik. 

Meskipun sikap negatif adalah mengabaikan keinginan pelamar. Kecuali bahwa masyarakat juga dapat memberikan sikap yang berlawanan dengan yang disampaikan oleh media politik. Demikian dampak pesan-pesan politik di media sosial terhadap masyarakat ditentukan oleh seberapa besar kemampuan seorang kandidat atau juru bicara politik paket proses pengiriman pesan dengan benar dan efisien. Jika proses pengiriman pesannya tidak sesuai dengan harapan audiens, sehingga hasilnya mungkin tidak sama sesuai dengan tujuan yang dicapai.

KESIMPULAN DAN SARAN

Media sosial yang merupakan bagian dari Komunikasi Massa sangat relevan untuk digunakan sebagai penyalur informasi mengenai komunikasi politik ini, dengan menggunakan media sosial, komunikator politik dapat menyampaikan pesan politik kepada masyarakat secara cepat, mudah, efisien, dan cukup mudah dalam pengaplikasiannya. Mampu menyebarluaskan agenda atau kegiatan yang terdapat di lingkup politik, bisa juga membuat perubahan perilaku terhadap pemikiran masyarakat luas mengenai lingkup politik tersebut. 

Penggunaan media sosial dalam komunikasi politik ini memang efisien tetapi tidak jarang mendapatkan hasil yang bertolak belakang dengan apa tujuan dari penyampaian pesan politik itu sendiri. Komunikator politik yang professional harus mampu menggunakan strategi untuk memenuhi kepentingan politiknya, misalnya dalam pemilihan kepala negara, kepala daerah, ataupun anggota legislatif lainnya, dengan cara mengenal masyarakat luas dengan cermat dan mengetahui kebutuhan mereka terhadap politik itu seperti apa. Dengan demikian pesan yang disalurkan melalui media sosial ini dapat terealisasikan dengan sempurna dan tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Alfiyani, N. (2018). MEDIA SOSIAL SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK, 57-63.
Anshari, F. (2013). Komunikasi Politik di Era Media Sosial. Jurnal komunikasi, 91-100.
Fitriyasa. (2014). EFEKTIVITAS KOMUNIKASI POLITIK ERMA SURYANI RANIK (ANGGOTA DPD)ASAL KALIMANTAN BARAT) DENGAN MASYARAKAT PERBATASAN DESA. 1-16.
Siagian, H. F. (2015). PENGARUH DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM MEMBENTUK OPINI PUBLIK. 17-23.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun