Tujuan utama dalam setiap kampanye politik adalah tentang memenangkan hati publik untuk mengikuti pesan perhatian informan politik. Contoh kasus dalam kampanye pemilihan presiden juru bicara politik ingin mengajak masyarakat untuk memilih calon presiden seperti apa yang diinginkan. Model kampanye politik yang sering direalisasikan termasuk komunikasi massa dengan mengadakan pertemuan besar atau kampanye melalui media massa.Â
Kampanye politik sekarang juga dapat dilakukan di sebagian besar media sosial Populer di kalangan orang Indonesia adalah Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, WhatsApp, Blackberry Messenger dan Blog. calon presiden atau pemimpin daerah dapat menggunakan media sosial untuk mengajak masyarakat memilihnya, yaitu memberi Anda informasi yang mungkin menarik bagi Anda. Pesan-pesan politik yang dapat disampaikan kandidat melalui media sosial mempengaruhi publik.
Tingkat pengaruh untuk setiap individu adalah berbeda satu sama lain. Dampak dari pesan-pesan politik ini bisa jadi mengarah pada sikap politik publik yang positif atau negatif. Sikap positif adalah bagian darinya mengikuti apa yang diinginkan media politik.Â
Meskipun sikap negatif adalah mengabaikan keinginan pelamar. Kecuali bahwa masyarakat juga dapat memberikan sikap yang berlawanan dengan yang disampaikan oleh media politik. Demikian dampak pesan-pesan politik di media sosial terhadap masyarakat ditentukan oleh seberapa besar kemampuan seorang kandidat atau juru bicara politik paket proses pengiriman pesan dengan benar dan efisien. Jika proses pengiriman pesannya tidak sesuai dengan harapan audiens, sehingga hasilnya mungkin tidak sama sesuai dengan tujuan yang dicapai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Media sosial yang merupakan bagian dari Komunikasi Massa sangat relevan untuk digunakan sebagai penyalur informasi mengenai komunikasi politik ini, dengan menggunakan media sosial, komunikator politik dapat menyampaikan pesan politik kepada masyarakat secara cepat, mudah, efisien, dan cukup mudah dalam pengaplikasiannya. Mampu menyebarluaskan agenda atau kegiatan yang terdapat di lingkup politik, bisa juga membuat perubahan perilaku terhadap pemikiran masyarakat luas mengenai lingkup politik tersebut.Â
Penggunaan media sosial dalam komunikasi politik ini memang efisien tetapi tidak jarang mendapatkan hasil yang bertolak belakang dengan apa tujuan dari penyampaian pesan politik itu sendiri. Komunikator politik yang professional harus mampu menggunakan strategi untuk memenuhi kepentingan politiknya, misalnya dalam pemilihan kepala negara, kepala daerah, ataupun anggota legislatif lainnya, dengan cara mengenal masyarakat luas dengan cermat dan mengetahui kebutuhan mereka terhadap politik itu seperti apa. Dengan demikian pesan yang disalurkan melalui media sosial ini dapat terealisasikan dengan sempurna dan tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Alfiyani, N. (2018). MEDIA SOSIAL SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK, 57-63.
Anshari, F. (2013). Komunikasi Politik di Era Media Sosial. Jurnal komunikasi, 91-100.
Fitriyasa. (2014). EFEKTIVITAS KOMUNIKASI POLITIK ERMA SURYANI RANIK (ANGGOTA DPD)ASAL KALIMANTAN BARAT) DENGAN MASYARAKAT PERBATASAN DESA. 1-16.
Siagian, H. F. (2015). PENGARUH DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM MEMBENTUK OPINI PUBLIK. 17-23.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H