Mohon tunggu...
Windha Tunggara
Windha Tunggara Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Madrasah

Pengajar di MAN 4 Sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mending Pengkor, Asal Kesohor

3 September 2022   20:00 Diperbarui: 29 September 2023   23:05 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala MAN 4 Sukabumi Periode 2008-2014 Foto Bersama Siswa dan Penulis

Sebuah perjalanan manusia diwarnai oleh berbagai karakter dan perilaku yang berbeda. Begitupula dalam jiwa kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan akan berbeda satu dengan yang lainnya. 

Hal ini yang menjadi ciri khas seseorang ketika menjedi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi atau lembaga. Pergantian tampuk kepemimpinan dari satu orang pemimpin ke pemimpin yang lain mewarnai perbedaan arah kebijakan organisasi. Arah yang dituju dan dilakukan menjadi beragam berdasarkan karakter yang tertanam tersebut.

Tahun 2008, Berangkat Minggu sore, karena senin pagi harus sudah ada di tempat kerja, bergelantungan di bus antar kota yang kurang layak ditempati jalur Sukabumi-Sagaranten masih angkutan dalam provinsi, menjadi keseharian yang rutin dilakukan oleh Maman Badruzzaman, seorang kepala madrasah yang baru saja dipindahtugaskan ke MAN Jampangtengah (sekarang MAN 4 Sukabumi). 

Kondisi ini dilakukannya selama mejalankan tugas tanpa mengeluh atau berbicara ‘cape’ pada orang lain, walau saat itu sudah dalam kondisi kurang sehat, sampai beliau menghembuskan nafas terakhir masih dalam masa mengemban tugasnya.

Ide-ide ‘gila’ banyak dituangkan dalam proses mengembangkan madrasah, banyak hal yang tidak diperkirakan muncul mengalir begitu saja. Tantangan dan hambatan yang ditemukan bisa diselesaikan dengan lancer melalui musyawarah dan kerjasama tim. 

Ini tertuang dalam beberapa nilai yang ditanamkannya yang telah banyak mengubah wajah MAN Jampangtengah kepada pegawai dilingkungan kerja, masyarakat sekitar, dan instansi vertikal pemerintah. 

Konsep-konsep perubahan yang dibawanya adalah konsep penanaman nilai kejujuran, nilai kesederhanaan, selalu terbuka terhadap perubahan (inovatif), dan membuka jejaring dengan masyarakat sekitar lingkungan kerja. Konsep ini menjadi membudaya dan awal tonggak perubahan dalam tampilan MAN Jampangtengah.

Kejujuran

Berada dalam lingkungan baru, beliau belum tahu banyak apa yang harus dilakukan untuk mengubah perilaku bawahan dan lingkungan kerjanya. Hasil diskusi-diskusi kecil, observasi, dan pengamatan beberapa minggu, kemudian ia tahu apa yang harus dilakukan untuk mengubah kesan madrasah dari ‘sekolah agama’ dalam pandangan masyarakat menjadi sekolah yang memiliki keunggulan lebih dimata masyarakat berdasarkan pengembangan nilai keagamaan, kejujuran, dan ilmu pengetahuan. 

Konsep pertama yang harus ditanamkan adalah kejujuran. Karena beliau meyakini dengan kejujuran semua aspek akan berjalan dengan lurus, benar, dan menghasilkan produk-produk yang baik. 

Jujur dalam bekerja akan menghasilkan jiwa-jiwa kuat, jiwa-jiwa terbuka, jiwa-jiwa yang tidak akan tergoda oleh hal-hal yang mendekati dosa. Jujur adalah terbuka, terbuka bukan buka-bukaan. Karena istilah terbuka dalam sebuah organisasi harus menjadi etik dan menjadi sebuah pembudayaan untuk mewujudkan madarasah yang berkualitas. Itulah pandangan beliau tentang kejujuran.

Kesederhanaan

Siapapun yang pernah mengenal beliau pasti tidak akan percaya bahwa beliau adalah seorang kepala madrasah. Penampilan yang sederhana telah tertanam dalam jiwa belau, semasa menjabat menjadi kepala di madrasah jarang menggunakan mobil pribadi –karena beliau tidak memiliki mobil pribadi – hal ini jarang ditemukan di lembaga-lembaga yang lain untuk tingkatan kepala sekolah yang memiliki siswa diatas 600 siswa, guru 50 orang, dan 20 pegawai lainya, hampir semua kepala memiliki kendaran pribadi. 

Beliau tidak pernah menuntut untuk disediakan fasilitas khusus dalam menjalankan tugasnya di madrasah. Ia berbaur dengan guru-guru yang lain, menginap di ruang guru dengan asilitas apa adanya selama masa kerjanya tersebut. 

“Jabatan adalah amanah, kita adalah guru, kita kerja di madrasah bukan untuk mencari keuntungan masalah finasial, tapi kita kerja untuk menjadikan peserta didik kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari kurang beretika menjadi paham etika, Mau kaya jangan masuk dunia pendidikan, jadilah pengusaha”, itu satu pesan beliau dalam beberapa sambutan dihadapan semua pegawai. Konsep tersebut diterapkan dan dilakukan dalam keseharian.

Terbuka terhadap hal-hal baru (inovatif)

Awal kedatangan belaiau di madrasah masih belum banyak pembangunan dalam semua lini terutama bidang manajemen informasi dan teknologi. Melihat kondisi tersebut, pertanyaan yang digulirkan adalah “Maukah kita berubah?” kalua mau berubah beliau berpendapat “Mari kita bangun bersama madrasah ini menjadi madrasah yang memiliki keunggulan dalam bidang IT”. 

Perwujudan dari keinginan tersebut ia gulirkan dalam visi yang sangat luar biasa, tahun 2008/2009 ia menggulirkan visi yang berbeda diantara madrasah-madrasah yang lain yaitu “Madarsah berbasis IT 2014”, konsep ini diaplikasikan kepada semua stakeholder dan pegawai di lingkungan kerja MAN Jampangtengah (sekarang MAN 4 Sukabumi) saat itu.

Semua guru dan pegawai wajib melek IT dan memiliki laptop dengan cara apapun. Untuk pemenuhan sarana prasaran bagi peserta didik, Madrasah wajib memiliki perangkat IT lengkap dengan jaringan internet yang memadai yang bisa diakses oleh siapapun. 

Beliau tahu bahwa perkembangan pengetahuan berkembang begitu dahsyat di dunia, sehingga beliau beranggapan bahwa guru, pegawai, dan peserta didik wajib memiliki pengetahuan tentang IT sejak dini. 

Hal ini beliau gulirkan tahun 2008, dimana sekolah-sekolah lain belum memikirkan tentang ini, dan mungkin hanya satu-satunya sekolah di kabupaten sukabumi pada tahun tersebut sudah memilik hotspot area (Wi-Fi), yang bisa diakses oleh semua orang.

Ini terbukti ketika ada kunjungan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri dari Bandung, mereka terkaget-kaget bahwa madrasah ini sudah punya jaringan wifi gratis, yang konon pada waktu itu di kampusnya masih kesusahan untuk mendapatkan akses gratis tersebut. Ini sangat luar biasa!

 Membuka jejaring dengan masyarakat sekitar lingkungan kerja

Dalam perkembangan organisasi persaingan antar madrasah tidak bias dipungkiri lagi akan menjadi salah satu tantangan ke depan. Hal ini disadari benar oleh beliau, maka perlu adanya antisipasi untuk tetap menjaga keungulan dan mutu madrasah. 

Antisipasi dalam menyikapi persaingan adalah mempererat hubungan kerjasama dan terbukanya jejaring dengan segenap elemen masyarakat. Hubungan ini dibangun melalu berbagai aspek diantara yang paling menonjol untuk faktor ini adalah optimalisasi peran komite madrasah dan pembentukan ikatan alumni. Dua faktor ini menjadi faktor penghubung dan perantara yang luar biasa tangguh untuk meminimalisai persaingan antar madrasah. 

Berkat kerja keras beliau, madrasah mulai bangkit yang semula dipandang oleh masyarakat sebagai pilihan kedua setelah SMA atau SMK menjadi pilihan utama dengan kelebihan-kelebihan yang terlihat menonjol dari output yang dihasilkan oleh MAN ini. 

Pendaftar peserta didik baru membeludak, yang asalnya pendaftar hanya untuk tiga rombel s.d. empat rombel mulai merangkak menjadi enam s.d. tujuh rombel. Dorongan berprestasi yang ditanamkan tidak hanya untuk peserta didik saja, tetapai kepada guru-guru dan pegawai pun terlihat. Hasil dari kerja keras ini membuahkan hasil berupa prestasi di bidang akademik ataupun nonakademik baik dilevel kabupaten, provinsi, bahkan nasional.

Keberadaan Maman Badruzaman di MAN ini telah memberikan apresiasi, motivasi, dan penghargaan pada kalangan madrasah yang mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dalam upaya menjadikan madrasah lebih baik, lebih baik madrasah. 

Berkat penanaman nilai-nilai hebat itulah, citra madrasah menjadi meninggi dan berbeda dari sekolah-sekolah umum yang lain. Jasa baik semoga menjadi amalan yang baik. Selamat jalan. Alfatihah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun