Kesederhanaan
Siapapun yang pernah mengenal beliau pasti tidak akan percaya bahwa beliau adalah seorang kepala madrasah. Penampilan yang sederhana telah tertanam dalam jiwa belau, semasa menjabat menjadi kepala di madrasah jarang menggunakan mobil pribadi –karena beliau tidak memiliki mobil pribadi – hal ini jarang ditemukan di lembaga-lembaga yang lain untuk tingkatan kepala sekolah yang memiliki siswa diatas 600 siswa, guru 50 orang, dan 20 pegawai lainya, hampir semua kepala memiliki kendaran pribadi.
Beliau tidak pernah menuntut untuk disediakan fasilitas khusus dalam menjalankan tugasnya di madrasah. Ia berbaur dengan guru-guru yang lain, menginap di ruang guru dengan asilitas apa adanya selama masa kerjanya tersebut.
“Jabatan adalah amanah, kita adalah guru, kita kerja di madrasah bukan untuk mencari keuntungan masalah finasial, tapi kita kerja untuk menjadikan peserta didik kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari kurang beretika menjadi paham etika, Mau kaya jangan masuk dunia pendidikan, jadilah pengusaha”, itu satu pesan beliau dalam beberapa sambutan dihadapan semua pegawai. Konsep tersebut diterapkan dan dilakukan dalam keseharian.
Terbuka terhadap hal-hal baru (inovatif)
Awal kedatangan belaiau di madrasah masih belum banyak pembangunan dalam semua lini terutama bidang manajemen informasi dan teknologi. Melihat kondisi tersebut, pertanyaan yang digulirkan adalah “Maukah kita berubah?” kalua mau berubah beliau berpendapat “Mari kita bangun bersama madrasah ini menjadi madrasah yang memiliki keunggulan dalam bidang IT”.
Perwujudan dari keinginan tersebut ia gulirkan dalam visi yang sangat luar biasa, tahun 2008/2009 ia menggulirkan visi yang berbeda diantara madrasah-madrasah yang lain yaitu “Madarsah berbasis IT 2014”, konsep ini diaplikasikan kepada semua stakeholder dan pegawai di lingkungan kerja MAN Jampangtengah (sekarang MAN 4 Sukabumi) saat itu.
Semua guru dan pegawai wajib melek IT dan memiliki laptop dengan cara apapun. Untuk pemenuhan sarana prasaran bagi peserta didik, Madrasah wajib memiliki perangkat IT lengkap dengan jaringan internet yang memadai yang bisa diakses oleh siapapun.
Beliau tahu bahwa perkembangan pengetahuan berkembang begitu dahsyat di dunia, sehingga beliau beranggapan bahwa guru, pegawai, dan peserta didik wajib memiliki pengetahuan tentang IT sejak dini.
Hal ini beliau gulirkan tahun 2008, dimana sekolah-sekolah lain belum memikirkan tentang ini, dan mungkin hanya satu-satunya sekolah di kabupaten sukabumi pada tahun tersebut sudah memilik hotspot area (Wi-Fi), yang bisa diakses oleh semua orang.
Ini terbukti ketika ada kunjungan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri dari Bandung, mereka terkaget-kaget bahwa madrasah ini sudah punya jaringan wifi gratis, yang konon pada waktu itu di kampusnya masih kesusahan untuk mendapatkan akses gratis tersebut. Ini sangat luar biasa!