Mohon tunggu...
Windarti Widyaningrum
Windarti Widyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Sultan Agung

Mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi UNISSULA Sri Dewi Wahyundaru E-mail : sridewi@unissula.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Profesi Audit rerhadap Manajemen Laba

3 Januari 2023   14:51 Diperbarui: 3 Januari 2023   15:05 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Windarti Widyaningrum

Sri Dewi Wahyundaru

(Akuntansi FE Unissula)

Profesi auditor didasarkan pada pengetahuan yang kompleks dan hanya dapat dipraktikkan oleh seseorang dengan keterampilan dan latar belakang pendidikan tertentu. Salah satu tanggung jawab seorang auditor dalam menjalankan profesinya adalah memberikan informasi yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan keuangan publik.

Meningkatnya permintaan akan jasa tenaga ahli dari auditor sebagai pihak independen menuntut industri akuntansi untuk meningkatkan operasionalnya guna menyediakan produk assurance yang handal bagi mereka yang membutuhkannya. Untuk menaikkan tingkat teknis ujian akhir, penguji harus memiliki pengetahuan yang cukup dan pengetahuan aturan profesi. Dalam suatu audit, auditor tidak hanya bekerja atas nama klien, tetapi juga atas nama pihak lain yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang diaudit. Auditor harus cukup kompeten untuk menjaga kepercayaan klien dan pengguna laporan keuangan lainnya.

Oleh karena itu, auditor harus meningkatkan kinerjanya agar tercipta produk audit yang dapat dipercaya oleh pihak yang membutuhkan. Untuk meningkatkan kinerja ini, auditor harus memiliki sikap profesional selama audit. Misalnya sebagai berikut: Komitmen untuk bekerja, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan pada aturan kerja dan hubungan dengan rekan kerja. 

Dengan menerapkan kelima dimensi tersebut, auditor dapat berkembang sedemikian rupa sehingga pada saat melakukan audit dapat memenuhi tugasnya untuk memastikan bahwa hasil laporan keuangan yang telah diaudit relevan dan dapat diandalkan, karena kantor audit independen memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan tingkat keprofesionalisme yang terjamin.

Sebagai pengguna eksternal laporan keuangan, penting untuk memastikan bahwa isi laporan keuangan perusahaan bukan merupakan hasil manipulasi oleh manajer yang dapat menyesatkan mereka dalam pengambilan keputusan. Untuk menentukan ini diperlukan pihak ketiga yang independen, yaitu. H. auditor atau jasa auditor, menyatakan kepada pemakai bahwa laporan keuangan perusahaan (klien) telah didaftarkan. Semua hal yang material diperlakukan secara adil sesuai dengan GAAP (Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum).

Auditor yang memberikan jasa membebankan fee atau biaya audit, yang besarnya tergantung pada banyak faktor, termasuk hubungan auditor dengan manajemen di masa depan (pre-audited). Auditor dengan kualitas audit yang baik biasanya menerima fee yang lebih tinggi. Namun, auditor sering dibayar tinggi, mengakibatkan hubungan yang bias antara auditor dan klien. Pendekatan ini menyebabkan hilangnya keahlian dan jaminan kualitas dalam pengujian manajemen hasil (Hoitash et al., Hartadi, 2012). Jika tugas audit auditor memakan waktu terlalu lama, independensi dapat melemah, yang mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan.

Perspektif kinerja juga penting bagi para pemimpin bisnis karena mereka mengukur kinerja mereka terhadap kinerja bisnis yang mereka kelola. Semakin baik investor mengevaluasi kinerja perusahaan, semakin baik pula kinerja manajer dievaluasi. Manajer mencari tahu bagaimana mengelola hasil dapat mencapai tujuan tertentu yang biasanya untuk keuntungan mereka sendiri. Manajemen laba adalah manipulasi atau manipulasi yang disengaja atas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan seseorang untuk keuntungan pribadi.

Manajer melakukan manajemen kinerja atau manajemen laba dengan suatu tujuan kepentingan yang sah. Manajemen laba merupakan strategi akuntansi yang berguna untuk mengetahui keadaan bisnis dan kinerja bisnis. Strategi ini sering digunakan oleh para eksekutif perusahaan ketika mengintervensi informasi yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. 

Penggunaan istilah intervensi digunakan sebagai dasar penilaian Revenue Management sebagai bentuk fraud, namun pihak lain tidak menganggap intervensi sebagai fraud. Hal ini karena intervensi tersebut masih dilakukan sesuai dengan metode dan prosedur akuntansi yang berlaku umum. 

Selain itu, manajemen kinerja atau laba juga didefinisikan sebagai tindakan atasan pada saat mengirimkan laporan perubahan pendapatan periode berjalan (dengan untuk tujuan khusus seperti pemerataan pendapatan atau administrasi pajak) tanpa mempengaruhi profitabilitas interval waktu (Schipper dalam Pratama, Febriyanti dan Tjiptohadi, 2014). Manajer pelaporan keuangan dapat melakukan manajemen kinerja untuk pembuatan laporan estimasi (keputusan bebas) yang dibuat oleh manajemen yang dapat digunakan dalam laporan keuangan.

Pola Manajemen Laba

Adapun pola atau model manajemen laba adalah sebagai berikut:

  • Taking a bath

Taking a Bath diartikan sebagai pola yang digunakan untuk menghilangkan aset tertentu. Selain perkiraan biaya masa depan, perusahaan juga harus membayar. Model ini mengharuskan manajemen untuk melakukan sesuatu yang disebut membersihkan meja. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil yang dilaporkan pada periode berikutnya.

  • Minimal Pendapatan (income minimization)

Model ini diterapkan ketika perusahaan memperoleh keuntungan. Jika laba yang dihasilkan oleh perusahaan sangat tinggi. Tujuannya agar tidak mendapat perhatian politik nantinya. Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam model ini adalah penyusutan barang modal dan aset perusahaan.

  • Memaksimalkan penjualan (income maximization)

Berbeda dengan penghasilan maksimal dengan model ini dengan beberapa teknik. Teknik yang digunakan adalah cara memaksimalkan keuntungan untuk mendapatkan bonus. Jika bonus yang diterima memiliki level yang lebih tinggi. Langkah-langkah yang diambil berdasarkan formula ini dimaksudkan untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang.

  • Perataan laba (income smoothing)

Model perataan laba ini juga menggunakan teknik pelaporan tertentu. Cara melaporkan menggunakan tren pertumbuhan pendapatan konstan. Ini dapat dibandingkan dengan perubahan keuntungan yang meningkat atau menurun secara dramatis.

  • Waktu pencatatan pemasukan dan pengeluaran (Timing Revenue and Expenses Recognition)

Pola terakhir adalah pola yang menggunakan teknik tertentu. Teknologi yang akan diimplementasikan entah bagaimana dapat dimasukkan ke dalam pembuatan kebijakan. Amalan ini tentunya mengacu pada waktu pelaksanaannya pada saat terjadinya peristiwa tersebut. Ini dapat dikutip sebagai contoh deteksi dini berbasis

Daftar Pustaka 

  • Annisa Ayu Fitria (2013) PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN FEE AUDIT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011)
  • IMELDA DIAN RAHMAWATI NUR RAVITA HANUN/2015. "etika profesi dengan manajemen laba". Jurnal Sains Akuntansi 1 (1) Januari 2015 : 63-81

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun