diabai, diusir, atau akan ricuh lagi
Menceritakan anekdot temanku kemarin,
Mereka digilas, tak ada waktu buat tertawa.
Debu-debu menampar wajah,
peluh berceceran tak ada peduli buat memungut.
Tak terhitung jam langkahi jam makan pejabat,
hingga serak teriakan-teriakan laju speaker.
Aku ingin mereka hidupkan lagi,
nyala keadilan dan sejarah teman-temanku.
Namun semakin malam mengaba-aba,
tak ada seorang jua keluar membawa lega.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!