Mohon tunggu...
windarahayu
windarahayu Mohon Tunggu... Penulis - Institut Seni Indonesia Surakarta

Saya adalah penggemar film dengan hobi menonton berbagai genre dan menulis. Film bukan hanya hiburan bagi saya, tetapi juga sumber inspirasi. Selain menikmati cerita di layar lebar, saya juga gemar menulis, baik itu ulasan film maupun cerita pendek.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Dari Tradisi ke Inovasi: Perjalanan Payung Geulis hingga masa Kini

31 Desember 2024   18:13 Diperbarui: 31 Desember 2024   18:16 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Payung Geulis merupakan salah satu warisan budaya khas Tasikmalaya yang memiliki keunikan dan nilai seni yang tinggi. Kerajinan ini dikenal dengan motif-motifnya yang indah, terutama motif bunga yang menjadi ciri khasnya. Payung Geulis bukan hanya sekadar benda fungsional, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya dan hasil kreativitas masyarakat lokal. Menurut Yayat Sukajat, seorang pengrajin Payung Geulis, motif bunga pada payung ini memiliki makna penting dalam melestarikan seni tradisional dan membedakannya dari payung modern.

Seiring perkembangan zaman, keberadaan Payung Geulis menghadapi berbagai tantangan, seperti menurunnya minat generasi muda untuk menjadi pengrajin dan semakin banyaknya produk modern yang lebih praktis dan murah. Di sisi lain, inovasi teknologi mulai diperkenalkan dalam proses produksinya, seperti penggunaan mesin untuk pembuatan pegangan dan tangkai payung. Meski demikian, proses-proses inti, seperti merangkai payung, menyerut bambu, dan melukis motif, masih dilakukan secara manual untuk menjaga keasliannya.

Pelestarian Payung Geulis menjadi penting agar seni ini tidak hanya dikenang sebagai bagian dari masa lalu, tetapi juga dapat terus berkembang di era modern. Seperti yang diungkapkan oleh Yayat Sukajat, 

"Ya tentunya kita harus berinovasi, berkreasi, menyesuaikan zaman. Itu aja. Harus menyesuaikan.” 

Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai perjalanan payung gelis dari tradisi hingga inovasi, termasuk proses pembuatan, tantangan, dan langkah-langkah pelestariannya.

METODE

Penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan pengrajin Payung Geulis, Bapak Yayat Sukajat. Informasi dikumpulkan melalui tanya jawab mengenai proses pembuatan Payung Geulis, tantangan yang dihadapi, inovasi yang dilakukan, dan upaya pelestariannya. Hasil wawancara dianalisis untuk memahami bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan seiring dalam menjaga kelestarian seni kerajinan ini.

PEMBAHASAN

1. Proses Pembuatan Payung Geulis: Tradisi dan Inovasi

Pembuatan Payung Geulis merupakan perpaduan antara tradisi dan inovasi. Meskipun perkembangan teknologi semakin pesat, banyak bagian dari proses pembuatan Payung Geulis yang tetap dilakukan secara manual. Salah satu contohnya adalah proses merangkai payung, menyerut bambu, dan melukis motif. Bagian ini sangat penting untuk menjaga keaslian dan nilai budaya payung gelis. Menurut Yayat Sukajat, pengrajin Payung Geulis, motif bunga yang dilukis di payung adalah identitas khas Tasikmalaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun