Mohon tunggu...
Winda manhartika
Winda manhartika Mohon Tunggu... Guru - Tidak Ada

Penikmat sastra, sajak, puisi, filsasat, sejarah, fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Labuhan Takdir (Bab 5)

22 Oktober 2019   10:37 Diperbarui: 22 Oktober 2019   10:53 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"apa aku ikut saja bersama kamu, pulang ke Indonesia ?" katanya tiba-tiba.

"jangan mas, kamu punya tanggung jawab disini, aku hanya sebentar, hanya sangat rindu pada bunda, jangan khawatir, aku akan baik-baik saja" aku mengusap pundaknya pelan.

"berjanjilah kamu akan baik-baik saja" pintanya lirih. Aku hanya mengangguk. Tidak bisa menjanjikan apa-apa.

Mas Yohan memelukku erat, sangat erat, ada banyak kegelisahan dalam pelukannya. Aku pamit, air mata mengalir deras, semua berkecamuk dalam hati dan fikiranku, banyak ketakutan yang bercongkol hingga dadaku terasa kembali pertanyaan di mata itu. Aku berjalan tanpa menoleh lagi ke belakang, di dalam pesawat pikiranku kosong, hatiku hampa, aku benar-benar tidak ingin memikirkan apapun. Suara pramugari memecah kehampaan hatiku, pesawat akan segera take off.

**

bersambung....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun