“I am okay, see you soon, i love you” entah kenapa aku ingin menangis, maafkan aku mas, aku tidak mau kamu khawatir.
“see you soon honey, i love you too, so much” dia menutup telfon. Aku memeluk diriku sendiri, dokter sipit itu benar, aku butuh seseorang, setidaknya saat ini, aku butuh pelukan. Tiba-tiba saja buliran itu jatuh, akhirnya tangis ku pecah di lorong panjang rumah sakit, diikuti oleh tatapan mengerti dari orang-orang yang lalu lalang, yah, setidaknya aku tidak salah tempat, ini rumah sakit, wajar saja jika ada orang menangis.
***
bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H