Mohon tunggu...
Winda Indriani
Winda Indriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang

stay simple stay true

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Trigonon

19 Juni 2020   21:46 Diperbarui: 19 Juni 2020   21:43 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari tampak malu untuk menampakkan sinarnya, titik-titik air mulai turun dengan lembut dari segerombol awan tebal menimbulkan sebuah aroma pretrikor, aroma sebuah kenangan, kenangan  yang tidak akan terkikis oleh waktu.

"Bang, bakso tiga, yang satu pedes banget, yang satu pedes aja, yang satunya nggak usah dikasih apa-apa, yang pedes banget nggak usah kasih seledri, yang pedes aja nggak usah kasih bawang goreng sama kecap" tutur cozy dengan secepat kilat.

" Aduh Neng, pelan-pelan atuh, saya dengernya mblibet ini."

"Ah  elahh, pokoknya gitu deh, Bang."

"Eh Neng, ngomong -- ngomong yang nggak pakai apa-apa, mangkok doang gitu,  Neng?"

"Ya, nggak gitu juga kalik, Bang."

"Hehe iya Neng, abang paham. Tunggu ya."

"Tanu, mukamu merah banget kayak tomat, hahaha," ledek Cozy.

"Makanya jangan sok-sokan makan pedes," tambah Sina.

"Duh iya nih, abangnya ngasih cabe sekarung apa ya."

" hahahahahahahaha," tawa Sina dan Cozy yang susah untuk dihentikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun