Mohon tunggu...
windar deyuar
windar deyuar Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 3 orang anak

Wanita tangguh penuh semangat positif thinking.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Minat Baca

6 September 2021   06:43 Diperbarui: 6 September 2021   07:59 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SDM yang berada di Organisasi Non Pemerintah (NGO).

  • SDM yang putus sekolah atau tidak memiliki pendidikan formal.

  • Dari keempat posisi di atas (a - d), menurut saya yang lebih "dominan" sumbangsihnya dalam menumbuhkan Minat Baca ada pada posisi SDM yang mengikuti pendidikan formal  Strata 2 & 3, dengan alasan bahwa SDM yang bersangkutan memang dituntut banyak membaca literatur atau referensi penunjang studinya.

    Sedangkan untuk posisi SDM yang minim kontribusinya dalam peningkatan Minat Baca adalah SDM yang putus atau tidak mendapat pendidikan formal, dengan alasan bahwa SDM yang bersangkutan rata-rata memang tidak mampu dari segi financial (Keuangan) sehingga waktu mereka terkuras hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup primer (pangan, sandang dan papan). 

    Sebenarnya kedua posisi SDM di atas, yang berkontribusi pada Minat Baca yang  Up-Down atau Maksimal-Minimal tidak bisa kita generalisir (pukul ratakan) karena alasan mereka yang "mutlak" (tidak ada pilihan). Karena kondisilah yang "memaksa" mereka harus meningkatkan daya atau sebaliknya tidak punya daya.

    Tidak sedikit SDM yang kurang mampu dan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan formal adalah SDM yang haus literasi tentang kehidupan, entah itu dari buku, majalah dan buletin atau tontonan.

    III. Mengapa Minat Baca harus ditumbuhkan pada SDM?

    Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa SDM adalah salah satu sumber daya yang berpotensi bisa meningkatkan atau menurunkan produktivitas barang  atau jasa, maka tentu saja SDM tersebut harus dipelihara dan dijaga motivasinya agar selalu dalam kondisi positif sehingga dapat menciptakan "Mood" yang baik, biasa kita kenal dengan istilah "good mood."  Dengan mood yang baik, diharapkan semua aktivitas berujung pada "kebaikan" bagi diri sendiri yang akan berimbas baik pula pada orang lain.

            Sebaliknya jika motivasi SDM menurun, tentu akan berakibat pada kondisi yang kurang baik atau buruk, biasa kita kenal dengan istilah "bad mood."  Jika SDM sudah mengalami kondisi bad mood, bisa dipastikan akan berpengaruh pada aktivitas yang kurang baik pula meskipun tidak semua SDM demikian karena banyak juga yang bisa mengontrol atau mengendalikan aktifitasnya tetap stabil dalam kondisi motivasi yang buruk sekalipun.

    Minat Baca yang baik akan memelihara dan menjaga motivasi SDM.  Masalahnya tidak semua SDM punya Minat Baca yang bagus, mengapa demikian?  Karena Minat Baca adalah kebiasaan atau "habbit" yang harus dilatih sejak dini, namun kebiasaan membaca juga bisa karena "hobby" orang yang bersangkutan sehingga kita juga biasa mendengar istilah "kutu buku."  Bagi sebagian orang yang sudah "berlabel" kutu buku baik yang karena habbit atau hobby akan lebih mudah bagi orang lain untuk memotivasinya sekalipun kondisi "si kutu buku" dalam keadaan "bad mood."  Mengapa demikian karena "basic" jiwanya memang suka membaca.

    Sekarang permasalahannya jika SDM tersebut adalah sekelompok orang yang memang bukan hobby membaca dan juga tidak terbiasa membaca, bagaimana trik kita agar mereka termotivasi untuk membaca?

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun