Memburu Kebahagiaan adalah cita-cita semua makhluk yang bernyawa, tidak ada seorangpun yang tidak menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya, tetapi tidak semua orang "MAU" berjuang untuk menggapai kebahagiaan tersebut.
Kebahagiaan bagi setiap orang pasti berbeda orientasinya. Kebahagiaan tidak bisa dilihat dari kekayaan, kecantikan, jabatan/kedudukan dan lain-lain yang sifatnya keduniaan.
Sebagai hamba yang sudah berserah diri hanya kepada Allah.SWT, tentu saja kita umat Islam berharap bukan saja kebahagiaan dunia yang didapat, namun juga kebahagiaan akhirat yang dicari.
Mati adalah keniscayaan dan hanya sekali bagi hamba yang bernyawa, tetapi hidup akan kita alami dua periode yakni hidup selama di dunia dan hidup di akhirat setelah kita mati. Sebagai umat yang bertaqwa, hal ini wajib kita yaqini (Imani).
Sekarang bagaimana caranya kita supaya bisa mendapatkan bahagia dunia-akhirat, salah satunya adalah "mema'afkan."
Tidak peduli orang lain mau atau tidak mema'afkan kekeliruan kita, yang penting kita sendiri sudah mema'afkan semua orang tanpa kecuali, sehingga Sang Pencipta (Allah.SWT) meridhoi hidup dunia-akhirat kita. Jika kita mendapat ridho-Nya, insyaa Allah kebahagiaan menjadi milik kita, Aamiin.
Note :
Terima kasih yang tak terhingga kepada guru kami "Coach ABRI dan Dewi" yang telah membuka mata-hati kami khususnya Saya dalam memandang "makna" kebahagiaan dari sudut "mema'afkan."
Semoga Allah.SWT meridhoi guru-guru kami dan melindungi beliau sampai Jannah, Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H