Mohon tunggu...
Winda Agustin
Winda Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bersenang-senang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh dan Konsep Pemikiran Tasawuf

14 Desember 2023   21:40 Diperbarui: 14 Desember 2023   22:14 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3 Harun Nasution, Falsafat Dan Mistitisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993).
 

perkembangan tasawuf, hal ini adalah konsepsi baru di kalangan para sufi kala itu. Untuk mengetahui lebih jauh tentang konsepsi al-mahabbah atau al-hubb menurut Rabi`ah, akan ditelusuri pernyataannya tentang cinta4.
Pada suatu waktu Rabi`ah dimintai pendapatnya tentang batasan konsepsi cinta. Rabi`ah berkata: Cinta berbicara dengan kerinduan dan perasaan. Mereka yang merasakan cinta saja yang dapat mengenal apa itu cinta. Cinta tidak dapat dijelaskan melalui kata-kata. Tidak mungkin orang dapat menjelaskan sesuatu yang belum dikenalnya. Atau untuk mengenali sesuatu yang belum dia ketahui sebelumnya. Cinta tidak bisa dirasakan melalui nafsu, apalagi jika mengesampingkan tuntutan cinta. Cinta bisa membuat orang menjadi bingung, akan menutup untuk mengungkapkan sesuatu. Cinta mampu menguasai hati Pada kesempatan yang lain, ada seseorang yang menanyakan cinta kepada Rabi`ah. Rabi`ah juga menjawab, bahwa: Cinta muncul dari keazalian (azl) dan menuju keabadian (abad) serta tidak terlingkupi oleh salah satu dari delapan belas ribu alam yang mampu meminum hatta seteguk serbatnya. Dalam dialog lain, terdapat 2 (dua) batasan cinta yang sering dinyatakan Rabi`ah. Pernyataan pertama, sebagai ekspresi cinta seorang hamba kepada Allah, maka cinta itu harus menutup selain Sang Kekasih atau Yang Dicinta. Dengan kata lain, maka pertama, dia harus memalingkan punggungnya dari dunia dan segala daya tariknya. Lanjutnya yang kedua, dia harus memisahkan diri dari sesama makhluk ciptaan Allah, agar dia tak bisa menarik dari Sang Pencipta. Tambahnya ketiga, dia harus bangkit dari semua hawa nafsu duniawi dan tidak memberikan peluang adanya kesenangan dan kesengsaraan. Karena kesenangan dan kesengasaraan dikhawatirkan mengganggu perenungan pada Yang Maha Suci. Tampak sekali, Tuhan dipandang oleh Rabi`ah dengan penuh kecemburuan sebagai titik konsentrasinya, sebab hanya Dia sendirilah yang wajib dicintai hamba-Nya. Tentang pernikahan, Rabi'ah

4 Margareth Smith, Rabi'ah The Mystic and Her Fellow Saints in Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 1997).
 

memiliki pemikiran sendiri. Baginya akad nikah adalah hak pemilik alam semesta. Sedangkan baginya, hal demikian tidak ada karena ia telah berhenti
Maujud (ada) dan lepas diri. Ia merupakan milik Tuhan, serta ia hidup dalam naungannya. Baginya akad nikah harus dimintakan dari Tuhan, bukan dirinya12 . Rabi'ah menyadari bahwa menerima pria dalam ikatan pernikahanakan membuat ia tidak adil adil terhadap suami dan anakanaknya kelak ia tak akan mampu memberikan perhatian kepada mereka, karena seluruh hatinya ia serahkan hanya untuk Allah. Rabi'ah tidak menikah bukan semata-mata karena zuhud terhadap pernikahan itu sendiri, melainkan ia zuhud terhadap dirinya13 Pernyataan kedua, kadar cinta kepada Allah itu harus tidak ada pamrih apapun. Artinya, seseorang tidak dibenarkan mengharapkan balasan dari Allah, baik ganjaran (pahala) maupun pembebasan hukuman, paling tidak pengurangan. Sebab yang dicari seorang hamba itu melaksanakan keinginan Allah dan menyempurnakannya. Karenanya, kecintaan seseorang itu bisa saja diubah agar lebih tinggi tingkatannya, hingga Allah benar-benar dicintai. Lewat kadar kecintaan inilah, menurut Rabi`ah dalam penafsiran Margaret Smith, Allah akan menyatakan diri-Nya sendiri dalam keindahan yang sempurna. Dan melalui jalan cinta inilah, jiwa yang mencintai akhirnya mampu menyatu dengan Yang Dicintai dan di dalam kehendak-Nya itulah akan ditemui kedamaian5.
Dilain waktu, Rabi`ah menyatakan 2 (dua) macam pembagian cinta, sebagai puncak tasawufnya dan dinilai telah mencapai tingkatan tertinggi dalam tahap cinta. Pembagian cinta tersebut, tertuang dalam lirik syairnya:
Aku mencintai-Mu dengan dua cinta. Cinta yang timbul dari kerinduan hatiku dan cinta dari anugrah-Mu. Adapun cinta dari kerinduanku Menenggelamkan hati berzikir pada-Mu daripada selain Kamu. Adapun cinta yang dari anugrah-Mu Adalah anugrah-Mu membukakan tabir sehingga aku melihat wajah-Mu Tidak ada puji untuk ini dan untuk itu

5 Ismail
 

bagiku Akan tetapi dariMu segala puji baik untuk ini dan untuk itu6. Karena tasawuf itu pada dasarnya ekstrim ruhaniyah, maka dalam pembagian cinta, Rabi`ah-lah orang yang merintis untuk membelokkan ajaran Islam ke arah mistik yang ekstrim ruhaniyah. Dia menjadi pelopor yang memperkenalkan cinta ajaran mistik dalam Islam. maksudnya, terbukanya tabir penyekat alam gaib, sehingga seorang sufi dapat menyaksikan dan mengalami serta berhubungan langsung dengan dunia gaib dan zat Allah. Kembali ke banyaknya pernyataan cinta Rabi`ah.
Dulu Rabi`ah mencintai Allah sebagaimana umat lain mencintai Allah, yaitu karena dorongan mengharapkan surga Allah dan takut akan siksa-Nya. Setelah Rabi`ah menyadari bahwa landasan cinta seperti itu dianggap cinta yang masih sempit, Rabi`ah meningkatkan motivasi dirinya sehingga dia sampai luluh dalam cinta Ilahi. Artinya, dia mencintai Allah karena memang Allah patut untuk dicintai, bukan karena ketakutan terhadap neraka ataupun disebabkan mengharapkan surga-Nya
Pemahaman yang disampaikan kepada mahabbah merupakan tanda komitmen mereka dalam mengabdi kepada Allah. Ada pula yang mendefinisikan Mahabbah sebagai pengingat untuk melaksanakan kehendak Allah, menjunjung tinggi Larangan-Larangan-Nya, dan mengamalkan ridha dalam setiap rukunnya. Harun Nasution menjelaskan makna "mahabbah" dalam terminologi sufi sebagai berikut:
1)Menunjukkan rasa hormat kepada semua orang, terutama kepada Tuhan.
2)Ungkapkan rasa syukurmu kepada Tuhan dan berikan kesetiaanmu padanya.
3)Menyerahkan segala sesuatu dari diri sendiri kepada mereka yang membutuhkan.

6 Simuh, Tasawuf Dan Perkembangannya Dalam Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1996).
 

Oleh karena itu, jelaslah bahwa ungkapan "tasawuf" Islam merujuk pada komitmen seseorang (sfi) untuk meninggalkan semua tuhan lain demi Allah, juga sebagai seperangkat prinsip yang mencakup pelaksanaan perintah-Nya dan menghormati hukum-hukum-Nya.
C.Riwayat singkat Abu Yazid Al-Busthomi

Abu yazid al busthomi adalah seorang sufi pada abad ke 3 hijriyah,bekebangsaan persia, lahir pada tahun 804 M/188 H. Ia memiliki nama lengkap, yaitu Abu Yazid Tayfur ibn Isa ibn Surusyan al-Busthami. Ia lahir dikeluarga yang taat, shaleh, wara, serta zuhud.
Memasuki usia remajanya, abu yazid mempelajari dan mendalami al qur'an dan hadits hadits nabi muhammad SAW., kemudian mempelajari madzhab hanafi sebelum akhirnya mempelajari dan menempuh jalan tasawuf. Karna beliau adalah orang yang mengerti hukum, makan kepatuhannya pada syariat islam sangatlah kuat. Suatu ketika, ia meminta keponakannya untuk memperhatikan seseorang yang dinilai zahid oleh masyarakat. Seseorang itu berada didalam masjid, dan batuh kemudian meludah kedepan (ke arah kiblat) didalam masjid tersebut. Meliahat kejadian tersebut, kemudian abu yazid berkomentar, "Orang itu tidak menjaga satu adab dari adab-adab yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Bila ia begitu, ia tidak dapat dipercaya atas apa-apa yang didakwakannya" (omongannya tidak dapat dipercaya).
Abu Yazid adalah sufi pertama yang membawa ajaran al-fana, al- baqa, dan ittihad, yakni suatu ajaran mengenai paham meniadakan diri (jasmani), yang mana kesadaran rohani merupakan hal yang kekal saat bersatu dengan-Nya.
D.Konsep Al-Fana', Al-Baqa' dan Al-Ittihad

Pada abad ketiga hijriah terdapat dua aliran tasawuf, ini berdasarkan pendapat ahli sufi. Pertama, aliran sufi yang pendapat-pendapatnya moderat, tasawufnya selalu merujuk pada Al-Qur'an dan Sunnah atau
 

dengan kata lain tasawuf yang mengacu kepada syari'at dan para sufinya adalah para ulama terkenal serta tasawufnya didominasi oleh ciri-ciri normal. Kedua, adalah aliran sufi yang terpesona dengan keadaan-keadaan fana' sering mengucapkan kata-kata yang ganjil yang terkenal dengan nama syathahat, yaitu ucapan-ucapan ganjil yang dikeluarkan seorang sufi ketika ia berada digerbang ittihad7. Mereka menumbuhkan konsep-konsep manusia melebur dengan Allah yang disebut ittihad ataupun hulul dan ciri- ciri aliran ini cenderung metafisis. Abu yazid adalah sala satu diantara sufi lainnya yang berpendapat bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan, sekaligus dipandang sebagai pembawa faham al-Fana', al-Baqa', dan al- ittihad.
1)Al-fana'
Menurut bahasa al-Fana' berarti binasa, Fana' berbeda dengan al- Fasad (rusak). Fana' artinya tidak nampaknya sesuatu, sedangkan Fasad atau rusak adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Ali sufi memberi pengertian pada fana', yaitu hilangnya kesadaran pribadi dengan dirinya sendiri atau dengan sesuatu yang biasanya digunakan pada diri. Fana' juga merupakan bergantinya sifat-sifat kemanusiaan dengan sifat-sifat ketuhanan dan dapat pula berarti hilangnya sifat-sifat tercela. Orang yang telah diliputi hakikat ketuhanan, sehingga tiada lagi melihat alam baharu, alam rupa dan alam wujud ini, maka ia akan dikatakan Fana' dari alam cipta atau dari alam makhluk.10 Selain itu Fana' juga dapat berarti hilangnya sifat-sifat buruk lahir bathin.
2)Baqa',
secara harfiah Baqa' berarti kekal sedangkan dalam pandangan golongan sufi, Baqa' adalah kekalnya sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia. Karena sifat-sifat kemanusiaan (basyariah) telah lenyap maka yang kekal dan tetap adalah sifat-sifat ilahiyah atau ketuhanan. Fana' dan Baqa' ini menurut ahli tasawuf datang beriringan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun