Mohon tunggu...
Winda Agustin
Winda Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bersenang-senang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh dan Konsep Pemikiran Tasawuf

14 Desember 2023   21:40 Diperbarui: 14 Desember 2023   22:14 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Sejarah Singkat Rabi'ah Al-Adawiyah.

Rabi'ah binti Ismail al-Adawiyah, seorang pemuka sufi pada abad kedua hijriyah. Ia lahir di Basrah tahun 95 H./713-714 M., ada juga yang mengatakan tahun 99 H./717 M. Ia adalah anak keempat, oleh karena itu dijuluki Rabi'ah yang artinya anak keempat, dari suatu keluarga miskin. Kedua orang tuanya telah meninggal ketika ia masih kecil. Namun hal tersebut tidak membuatnya kehilangan arah. Demikian berat cobaan yang dihadapinya, tetapi tetap menerimanya dengan sabar dan penuh tawakkal kepada Allah swt. Saat ia mendekati kedewasaan, ia pergi dan berpisah dengan saudara-saudaranya, tetapi di tengah perjalanan yang tidak tentu arahnya atau perjalanan yang berbahaya, ia ditangkap oleh penjahat dan dijual kepada seseorang seharga enam dirham. 

Semenjak itu ia menjalani hidupnya sebagai seorang budak1. Dimana pada siang hari ia harus bekerja keras melayani tuannya dan dimalam harinya ia beribadah kepada Allah swt.
Pada suatu malam terjadi sebuah kejadian aneh yang mengubah jalan hidupnya; tuannya terbangun dari tidurnya dan melihat dari jendela, ia mendapati Rabi'ah sedang beribadah dan sujud, di atas kepalanya tampak jelas cahaya yang menerangi seluruh rumahnya, dalam ibadahnya rabi'ah memohon kepada Allah: Ya Allah Engkau tahu bahwa hasrat hatiku adalah untuk dapat memenuhi perintah-Mu. Jika Engkau dapat mengubah nasibku ini, niscaya aku tidak akan beristirahat sekejappun dari mengabdi kepada-Mu.
Melihat kejadian tersebut, sang tuan merasa ketakutan dan tidak bisa memejamkan matanya sampai menjelang fajar. kemudian pagi harinya, ia

1 Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Di Indonesia, ed. Harun Nasution (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 1993).
 

memanggil Rabi'ah kemudian memerdeka-kannya. Sejak saat itu ia menghirup udara kemerdekaannya sebagai manusia.

Setelah Rabiah bebas, ia memfokuskan perhatiannya pada kegiatan spritual. Di sana ia memiliki suatu majelis yang selalu dikunjungi oleh murid-muridnya yang terdiri dari zhid untuk belajar dan bertukar pikiran. Pada masanya di kota Bashrah sudah mulai diadakan halaqah (pengajian), yang dirintis oleh Hasan al-Bashri. Namun tidak ditemukan data akurat, Rabi`ah pernah mengikuti halaqah tersebut dan berguru kepada seorang syaikh atau seorang guru. Tetapi menurut A. J. Arberry, dia murid tokoh Zahid (pendeta), yaitu Abu Sulaiman ad-Darani2. Meskipun demikian Rabi'ah sebenarnya telah memiliki dasar pengetahuan agama, Sebab sejak kecil Rabi`ah selalu ikut kegiatan ibadah orang tuanya, baik itu ibadah mahdhah atau hanya sekedar membaca al-Qur'an dan berzikir.

Meski setidaknya suda ada 2 (dua) orang yang telah melamar rabi'ah, namun ia tetap memilih hidup sendiri. Rabi'ah belum pernah menikah. Rabi'ah al adawiyah menghindari kehidupan duniawi, dalam hidupnya hanya terfokus pada alam spiritual. Rabi'ah memilih hidup dalam keadaan miskin dan menolak segala bantuan materi yang diberikan kepadanya. Kehidupan zuhud Rabia'ah ini dapat dipahami, dalam dua hal. Pertama, Rabi'ah menyadari latar belakang hidup keluarganya sebagai orang yang miskin. Pengalaman masa lalunya sebagai budak dan hidup dikeluarga yang miskin, secara psikologis meyakinkannya bahwa dia tidak membutuhkan kehidupan mewah. Kedua, sebagai seorang sufi, hal pertama yang harus diikuti sebelum bergumul atau berjuang dalam dimensi spritual ialah kehidupan yang asketik (gaya hidup yang keras). Rabi'ah al-Adawiyah menghabiskan sisa hidupnya di Bashrah hingga wafatnya tahun 185 H./801
M. Rabi'ah al-Adawiyah tidak meninggalkan ajaran tertulis. Langsung dari

2 A.J. Arberry, Pasang-Surut Aliran Tasawuf (Bandung: Mizan, 1985).
 

tangannya sendiri. Ajarannya hanya dapat diketahui melalui para muridnya dan baru dapat dituliskan beberapa tahun setelah kematiannya.
B.KONSEP MAHABBAH (CINTA) RABI'AH AL-ADAWIYAH

Pengertian yang dimaksudkan pada mahabbah ini merupakan kecenderungan hati untuk mencintai Allah. Ada juga yang memberi pengertian mahabbah sebagai ketaatan melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-larangan-Nya dan ridha terhadap segala ketentuannya.
Harun Nasution mengatakan mahabbah memiliki pengertian dalam terminologi sufisme sebagai berikut:
1.Menjadikan tuhan satu satunya yang ada dihati.
2.Patuh pada perintah Allah dan membenci sikap melawan kepadaNya.
3.Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi3

Oleh karena itu, ungkapan tasawuf islam (tasawuf) dapat diartikan sebagai kecendrungan hati seseorang (sufi) untuk mencintai Allah saja, mengosongkan ruang hatinya terhadap orang lain, disertai ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Menurut Imam al- Ghazali, kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya merupakan fardhu yang ditetapkan berdasarkan dalil-dalil pasti. Munculnya mahabbah ini dipelopori oleh petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam al-Qur'an, antara lain QS al-Ma'idah: 54 dan QS Ali Imran: 30. Kecintaan (mahabbah) kepada Allah merupakan tujuan yang tertinggi dari maqamat yang dilalui oleh para sufi. Al-Kalabazi membagi mahabbah ini menjadi dua macam, yaitu cinta yang hanya dalam pengakuan saja, dan cinta yang dihayati dan diresapi dalam hati keluar dari lubuk hati. Cinta yang pertama ini ada pada setiap manusia, sedangkan cinta yang kedua ditujukan hanya kepada Allah. Cinta yang seperti inilah yang dianut dan diamalkan oleh para sufi.
Menurut Margaret Smith, Rabi`ah dinilai orang pertama yang menyatakan doktrin cinta tanpa pamrih kepada Allah. Dalam sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun