Mohon tunggu...
Wince
Wince Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya memiliki hobi membaca dan adventur. Saya sangat terbuka dengan kritikan dan saran. Penulis buku "Pendar Cahaya Rumah di tepi Ngarai". Setiap waktu adalah proses pembelajaran. Setiap waktu adalah kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

4 September 2023   18:26 Diperbarui: 4 September 2023   18:56 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan pada dasarnya adalah menuntun kekuatan kodrat anak agar dia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Seorang guru haruslah dengan sepenuh hati menyadari tugas sebagai penuntun bukan penuntut.

Setiap anak yang dilahirkan memiliki kodrat alam masing-masing, kita sebagai seorang guru dan orang hanya membantu bagaimana kita bisa menuntun mereka sesuai dengan kodrat yang mereka miliki.

Sangat tidak benar ketika seorang guru memaksakan kehendak dan keinginannya terhadap anak. Karena anak memiliki kodratnya masing-masing. 

Betapa menderitanya seorang anak yang kita paksa untuk mengikuti semua keinginan kita. Kita menuntut anak agar melakukan dan menyukai apa yang kita pilihkan untuk kehidupan mereka.

Disamping anak memiliki kodrat alam mereka juga memiliki kodrat zaman. Pada hari ini kita sebagai guru menumpang hidup dizaman anak-anak kita. Mereka tidak hidup di zaman kita tetapi kitalah yang menumpang hidup di zaman mereka.

Jadi memang sepantasnyalah kita sebagai guru menyesuaikan diri dengan zaman mereka. Kita tidak bisa memaksa mereka untuk hidup sesuai dengan zaman kita.

Tugas kitalah menuntun mereka dalam pemenuhan kodrat mereka, yang pada dasarnya semua kodrat anak cenderung kepada kebaikan dan kebenaran.

Kadang kala kita sebagai guru lingkunganlah yang membuat anak melenceng dari kodrat mereka yang sesungguhnya. Peran kitalah sebagai guru menuntun dan  menebalkan garis kodrat yang baik yang melekat pada diri seorang anak.

Kita sebagai guru hendaknya bisa menempatkan diri, harus kita sadari dan akui kita adalah manusia biasa yang tidak tertutup kemungkinan melakukan kesalahan. Sangat wajar dan merupakan keharusan seorang guru meminta maaf kepada anak ketika kita melakukan kesalah.

Sejalan Semboyan Ki hajar Dewantara yang sering kita dengar "Ing ngarso sungtulodo (ketika berada di depan menjadi contoh dan tauladan) Ing madya mangun karsa (ketika berada ditengah memberi gagasan dan ide) Tut wuri handayani (ketika berada dibelakang menjadi motivator)

Ketika kita sebagai guru dan orang tua menyadari posisi dan tugas kita maka kita akan mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun