Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Membangun Gayo Berjamaah

1 Juli 2024   14:25 Diperbarui: 1 Juli 2024   21:01 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Irmansyah , Cabup Aceh Tengah Mantan wakil walikota Jakarta Selatan dan Bupati Kepulauan Seribu. Maju dari jalur Independen. Foto koleksi pribadi.

Irmansyah : Membangun Gayo Berjamaah

Kabupaten Aceh Tengah yang terletak di tengah -tengah Provinsi Aceh adalah daerah yang subur dan kaya.


Dataran Tinggi yang berlimpah sumber daya alamnya. Seperti kopi arabica,robusta, pinus mercusi, sayuran dan bahkan tambang serta ternak.

Namun hasil ini tidak maksimal dikelola sehingga tidak berdampak signifikan bagi kesejahteraan penduduknya.

Persoalan air bersih bagi warga Takengon adalah persoalan yang tak pernah berujung pada solusi. Padahal, dataran tinggi ini berlimpah sumber air, seperti Danau Luttawar.

Begitu juga soal sampah yang tak berkesudahan . Banyak hal lain yang tidak diselesaikan secara paripurna dan visioner.

Irmansyah bersama Gubernur DKI Anies Baswedan. Foto Okenews. M. Iqbal
Irmansyah bersama Gubernur DKI Anies Baswedan. Foto Okenews. M. Iqbal


....

Irmansyah Dipl. Soc.Sc, M.Sc. adalah putra Gayo yang bekerja sebagai pegawai negeri di DKI Jakarta.

Pernah menjabat  sebagai wakil Walikota Jakarta Selatan, tahun 2015,mendampingi Walikota H. Tri Kurniadi, S.H, M.Si.,dilantik oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Balaikota, Jumat 7 Agustus 2015.

Selanjutnya Irmansyah, anak kedua dari tokoh Gayo di Jakarta, Drs. H. Abdul Wahab Rachmatjah bin Rachmatsjah Tawar, dan Hj. Rosmala binti Abdussalam Abidin, menjabat sebagai Bupati Kepulauan Seribu, kemudian
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta pada 2019-2020.

Bahkan saat Presiden Jokowi menjabat Gubernur DKI, Irmansyah adalah Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri, kemudian Kepala Biro Tata Pemerintahan.

36 tahun mengabdi sebagai pegawai negeri di DKI Jakarta, Irmansyah kaya pengalaman dan memiliki akses luas dikalangan pemerintahan. Karir ini didapat Irmansyah setelah dia menyelesaikan pendidikan  dari APDN Bandung, Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta .

Irmansyah penerima beasiswa Oveseas Development Administration The British Council di The University Of Birmingham, England untuk menempuh Posgraduate Diploma in Development Finance (Dipl.Sos.Sc) .

Selain sebagai pns, Irmansyah pernah menjadi dosen Pasca Sarjana Keuangan Daerah di Universitas Padjadjaran Bandung.

Sekolah Tinggi Akuntasi Negara, Pasca Sarjana Ilmu Adminitrasi Universitas Prof. Moestopo (beragama), Pasca Sarjana Magister Managemen Sektor Publik Institut Pertanian Bogor.

Irmansyah lahir di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Indonesia, 12 Januari 1966. Beristrikan Irma Achjati SH ,memiliki lima anak laki-laki ini adalah  Master (M.Sc) Accounting dan Finance .

.......

Irmansya saat dilantik jadi Bupati Kepulauan Seribu. Foto Kompas
Irmansya saat dilantik jadi Bupati Kepulauan Seribu. Foto Kompas


Irmansyah baru saja pensiun diawal tahun 2024. Dia baru saja menikmati waktu lengangnya setelah 36 tahun mengabdi di DKI. Dengan pangkat terakhir Pembina Utama (IV/e)

Waktunya kini lebih  santai dimana dia tak lagi disibukkan dengan rutinitas yang ketat , ditengah Jakarta yang macet dan panas, ngadem.

 Lalu, sejumlah kalangan dari generasi muda milenial dan kelompok lainnya, mendatanginya.

Mereka meminta Irmansyah menjadi Bupati di Tanah Tembuninya. Tempat dia dilahirkan. Dataran Tinggi Gayo, Takengon , Aceh Tengah.

Irmansyah tentu saja  tidak tertarik sedikitpun. Kan baru pensiun. Apalagi karirnya di DKI sebelumnya sudah cukup mapan.

Tahta, harta, keluarga dan gengsi sudah pernah dikecapnya. Kini dia berada di zona paling amannya.

Lalu, tawaran  ,ajakan dan harapan dari sejumlah orang memintanya pulang.
Mengambil waktu dan kesempatan . Membenahi  Kampung halamannya untuk dibangun alam dan manusianya. Dengan segala kemampuan dan pengalamannya di Ibukota Jakarta.

Irmansyah sungguh tak tertarik. Dia paham betul bagaimana menjadi pemimpin. Antara idealisme, aturan , loyalitas dan politis.

Dan dia baru dua bulan melewati semua itu . Menjadi orang bebas. ..

Irmansyah saat mendampingi Jokowi. Foto : Lintasgayo.co.
Irmansyah saat mendampingi Jokowi. Foto : Lintasgayo.co.
....

Banyaknya harapan orang padanya setelah melihat  rekam jejaknya, membuat Irmansyah bergeming. Lalu mulai berpikir dan bertanya serta berdiskusi

Sampailah Irmansyah pada sebuah kesimpulan ,Mengaminkan keinginan untuk menjadi salah seorang calon bupati.

Irmansyah ingin mengabdikan hidupnya kedepan sebagai ladang amal dan jihad . Bermanfaat bagi orang lain.

Bukan perkara fee , gengsi dan mewahnya fasilitas seorang bupati. Mencari kerja lima tahunan , lalu selesai tanpa kesan.

Irmansyah tak ingin seperti itu. Itulah sebabnya , saat memutuskan bersedia menjadi Cabup, dia memilih jalur independen. Dukungan masyarakat langsung.

Semua orang tahu, bagaimana orang orang partai bisa duduk di legislatif dengan menghabiskan duit milyaran untuk satu kursi. Tidak ada yang gratis  

Memakai kenderaan partai sebagai pengusung cabup tentu disodori banyak syarat dan uang. Menjadi kuda beban politikus. Tak ada lagi kebebasan berkinerja. Termakan budi. Harus balas budi yang nilai diukur uang. Fokus membangun dan mensejahterakan masyarakat yanya jargon kampanye.

Menjadi bupti dan legislatif, setali tiga uang. Sebelas dua belas. Dua mata uang dalam satu coin. Capek. Terikat dan disibukkan mengembalikan uang yang sudah digelontorkan, plus cari untungnya.

Memberi proyek proyek besar dari Apbn, Apba dan Apbd kepada donatur yang jadi pemodal. Di Takengon disebut sebut naga. Satu naga, dua naga,tiga naga, empat naga.

Membangun Tanoh Gayo harus berjamaah. Dengan demikian sumber dana menjadi tak terbatas. Foto. Koleksi pribadi.
Membangun Tanoh Gayo harus berjamaah. Dengan demikian sumber dana menjadi tak terbatas. Foto. Koleksi pribadi.


Para naga naga berbentuk manusia ini begitu santer da populer. Mereka seperti lembaga super body tidak resmi yang banyak dimintai tolong soal uang segar hingga mutasi jabatan. Bak firaun.
.....

Mantan Bupati Kepulauan Seribu Irmansyah Dipl. Soc.Sc, M.Sc. kemudian mendeklarasikan diri maju sebagai Bakal Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Aceh Tengah bersama CEO Lembaga Pendidikan Saufa  Center Azza Aprisaufa, S.inf, M.SM.

Azza , wakil cabup ini dikenal luas generasi muda Gayo dengan lembaga pendidikannya. Saufa Center.

Minggu , 30 Juni 2024, kami bertemu dan berdiskusi di WRB Cafe. Kantin Batas Kota Paya Tumoi 1 Takengon.

Irmansyah ditemani Suhada, warga Gayo yang tinggal di Jakarta dari Forum komunikasi Gayo Linge. Dan Zul Bukit, seorang pengusaha Kopi Gayo.

Irmansyah mengenakan baju koko ditutupi jaket coklat berbahan kain. Mengenakan celana dengan bawahan sepatu sendal ala anak anak mapala.

Penampilannya sederhana dengan kacamata dan jenggot yang memutih.  Irmansyah sejak memutuskan ikut di kontestasi pemimpin Aceh Tengah, melakukan banyak silaturrahmi.

"Pemimpin itu harus banyak mendengar",ucapnya tersenyum. Dari kunjungan dan diskusi itu, Irmansyah banyak dapat masukan persoalan warga dan daerah.

Kerap kali, saat silaturrahmi, warga menjamu Irmansyah . Bahkan mengajaknya makan. Tidak ada pola khusus yang dipakai Irman. Bersilaturrahmi.

Menjawab konstituen yang memilih calon pemimpin dengan berbayar, Irmansyah mengatakan tidak akan memakai pola tidak benar itu.

Irmansyah mengajak calon pemilih dengan diskusi ,memberitahu visi misi dan cara mencapainya. Semua dilakukan dengan cara yang tidak melanggar aturan dan syariat.

"Masyarakat harus tahu dan bertanya tujuan seseorang menjadi bupati",tegas Irmansyah. Karena menurutnya hal itu penting agar masyarakat tidak memilih pemimpin yang tidak punya visi misi yang jelas.

Sebagai daerah penghasil kopi terbesar, Irmansyah ingin membangun ikon Aceh Tengah. Ikon kopi gayo yang megah dan bisa dijadikan kebangaan daerah.

Bagaimana gambaran membangun Aceh Tengah?

Irmansyah mengatakan membangun daerah harus dilakukan bersama sama. Tak cukup bupati dan Dprk. Tapi semua masyarakat harus dilibatkan.

Demikian juga sumber dana pembangunan. Jika merujuk pada Apbk , setiap tahun kucuran dana untuk Aceh Tengah Rp  1 trilyun lebih. Setengahnya habis dipakai untuk gaji dan fasilitas pegawai. Selebihnya baru untukembangun.

Dana ini tentu saja tidak cukup. Irmansyah tidak ingin terpaku pada Apbk. Tapi juga melobi Apba hingga ke pusat.

Bahkan bisa meminta kepada perusahaan multi nasional dengan dana Csrnya. Yang penting daerah punya data base apa yang akan dibangun lengkap dengan proposalnya.

"Membangun daerah bisa menggugah dan melibatkan warga Gayo dimanapun berada. Ini yang kita sebut Membangun Gayo Berjamaah", rinci Irmansyah.

Menurut Irman, masyarakat akan bersedia membantu pembangunan sejauh itu untuk kepentingan dan tujuan yang jelas. Semuanya harus dilakukan dengan terbuka dan transparan.

Sebagai calon bupati , Irmansyah sudah mengetahui persoalan daerah dan jurus menyelesaikannya secara ilmiah.
Semua dilakukannya secara terbuka.

Irmansyah menyandarkan semua ikhtiarnya sebagai cabup dengan ketentuan Allah. "Kewajiban kita adalah berihtiar sekuatnya dan sebaik baiknya", katanya.

Apapun hasil akhir nantinya, Irma dan pasangannya sudah siap,apapun itu. Namun niat membangun daerah sudah sedang diikhtiarkannya . Tidak memakai money politik, tidak ada sponsor dan terjun langsung ke masyarakat. Tinggal masyarakat menentukan pilihannya

Di akhir diskusi, saya bertanya tentang fee yang biasa didapat dan dicari sebagai seorang bupati dari para kontraktor?.

Irmansyah dengan bijak mengatakan fee itu nanti akan dijadikan Csr para kontraktor. Csr adalah Corporate Social Responsibility .

 Program CSR adalah suatu konsep dimana perusahaan bertanggung jawab atas dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan oleh kegiatan bisnisnya seperti masalah polusi, limbah, sampai masalah keamanan.

Fee kontraktor yang dijadikan Csr tersebut disesuaikan dengan kebutuhan warga dimana proyek tersebut dilaksanakan. Seperti tempat sampah, air bersih, mushola, biaya pendidikan, dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun