Irmansyah ditemani Suhada, warga Gayo yang tinggal di Jakarta dari Forum komunikasi Gayo Linge. Dan Zul Bukit, seorang pengusaha Kopi Gayo.
Irmansyah mengenakan baju koko ditutupi jaket coklat berbahan kain. Mengenakan celana dengan bawahan sepatu sendal ala anak anak mapala.
Penampilannya sederhana dengan kacamata dan jenggot yang memutih. Â Irmansyah sejak memutuskan ikut di kontestasi pemimpin Aceh Tengah, melakukan banyak silaturrahmi.
"Pemimpin itu harus banyak mendengar",ucapnya tersenyum. Dari kunjungan dan diskusi itu, Irmansyah banyak dapat masukan persoalan warga dan daerah.
Kerap kali, saat silaturrahmi, warga menjamu Irmansyah . Bahkan mengajaknya makan. Tidak ada pola khusus yang dipakai Irman. Bersilaturrahmi.
Menjawab konstituen yang memilih calon pemimpin dengan berbayar, Irmansyah mengatakan tidak akan memakai pola tidak benar itu.
Irmansyah mengajak calon pemilih dengan diskusi ,memberitahu visi misi dan cara mencapainya. Semua dilakukan dengan cara yang tidak melanggar aturan dan syariat.
"Masyarakat harus tahu dan bertanya tujuan seseorang menjadi bupati",tegas Irmansyah. Karena menurutnya hal itu penting agar masyarakat tidak memilih pemimpin yang tidak punya visi misi yang jelas.
Sebagai daerah penghasil kopi terbesar, Irmansyah ingin membangun ikon Aceh Tengah. Ikon kopi gayo yang megah dan bisa dijadikan kebangaan daerah.
Bagaimana gambaran membangun Aceh Tengah?
Irmansyah mengatakan membangun daerah harus dilakukan bersama sama. Tak cukup bupati dan Dprk. Tapi semua masyarakat harus dilibatkan.