Lalu, sejumlah kalangan dari generasi muda milenial dan kelompok lainnya, mendatanginya.
Mereka meminta Irmansyah menjadi Bupati di Tanah Tembuninya. Tempat dia dilahirkan. Dataran Tinggi Gayo, Takengon , Aceh Tengah.
Irmansyah tentu saja  tidak tertarik sedikitpun. Kan baru pensiun. Apalagi karirnya di DKI sebelumnya sudah cukup mapan.
Tahta, harta, keluarga dan gengsi sudah pernah dikecapnya. Kini dia berada di zona paling amannya.
Lalu, tawaran  ,ajakan dan harapan dari sejumlah orang memintanya pulang.
Mengambil waktu dan kesempatan . Membenahi  Kampung halamannya untuk dibangun alam dan manusianya. Dengan segala kemampuan dan pengalamannya di Ibukota Jakarta.
Irmansyah sungguh tak tertarik. Dia paham betul bagaimana menjadi pemimpin. Antara idealisme, aturan , loyalitas dan politis.
Dan dia baru dua bulan melewati semua itu . Menjadi orang bebas. ..
....
Banyaknya harapan orang padanya setelah melihat  rekam jejaknya, membuat Irmansyah bergeming. Lalu mulai berpikir dan bertanya serta berdiskusi
Sampailah Irmansyah pada sebuah kesimpulan ,Mengaminkan keinginan untuk menjadi salah seorang calon bupati.
Irmansyah ingin mengabdikan hidupnya kedepan sebagai ladang amal dan jihad . Bermanfaat bagi orang lain.