Hanya beberapa batu saja yang bisa dibaca, selebihnya tak bisa dijamah karena semak belukar dan lumut. Bahkan banyak bagian batu bersejarah ini pecah dan hancur. Bukti sejarah yang hilang...
Puluhan pelajar ini tetap antusias mencari sudut batu yang digores pada batu padas atau vulkanik berasal dari abad ke 10 masehi.
Situs Atu Berukir Pantan Jemungket memperkihatkan bukti arkelogi klasik Indonesia. Yakni keberadaan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu- Buddha di Indonesia.
Bahwa abad 10 masehi telah ada kelompok masyarakat di Umang Isaq yang menganut agama Hindu.
Begitu juga dengan daerah nama daerah  Lingebyang berasal dari bahasa Lingga yang mengalami perubahan suara dan merupakan personifikasi dari dewa Siwa.
Setelahnya, di abad ke 11 hingga 20 berdiri Kerajaan Islam Linge di Buntul Linge  (Hal.200,Aceh dalam.perspektif sejarah dan arkeologi)
Wahyu Putra, Reje Umang Isaq yang baru dikukuhkan ikut mengantar pelajar dan guru yang tergabung dalam organisasi IGI Aceh Tengah ke kawasan Atu Belah Rawan.
Lokasi ini adalah hutan pinus yang dideres , berada pada sebuah ketinggian. Pemandangan disini demian indah dengan hamparan ribuan bahkan ratusan ribu hektar pinus dibawahnya. Dimana getahnya dijual ke perusahaan China yang tak pandai berbahasa Indonesia di Kampung Isaq. Dengan harga Rp.6000 perkilo.
Wahyu menyebutkan sudah menyurati kehutanan untuk membangun akses jalan ke Air terjun tersebut. Dan sudah diizinkan. Kawasan air terjun tersebut berada di hutan buru.Satu kawasan hutan yang dilindungi.
Maya, seorang guru sejarah di SMA 1 Takengon kedepannya ingin berkemah di kawasan Umang Isaq.