Hebatnya, yang meresmikan produk cerutunya adalah Sang Kepala Dusun setempat, Mulyadi.
"Lho, kenapa pak Kadus yang resmikan", tanyaku. "Memangnya kenapa. Bukankah pak Kepala Dusun lebih berperan dan bermanfaat bagi warga", tegasnya.
Setelah resmi mengurus cukainya. Sri Waluyo akan menjual cerutu miliknya dengan  harga, Rp.15 ribu, 18 ribu, 30 ribu isi dua.Hingga rp.50 ribu.
Selain cerutu dalam bungkus standar, seperti bungkus rokok umumnya. Sri Waluyo juga menyiapkan kemasan cerutu dalam tempat khusus.
Kemasan tersebut dibuat ekslusif berbahan kayu Mindi. Ada kemasan satu batang cerutu dalam satu tempat. Dalam kotak persegi berisi 10 cerutu.
Pulang mengajar, pak guru mengolah cerutu miliknya di rumah. Rumah tersebut disulap jadi workshop.
Sri Waluyo, adalah guru yang multi talenta. Tak pernah bisa diam dan selalu mencari hal baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas.