Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lelaki yang Diserang Lebah

3 September 2020   12:21 Diperbarui: 3 September 2020   12:32 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Dia lelaki yang diserang lebah. Ratusan atau mungkin ribuan. Menyerangnya dari berbagai arah. Tapi dia sigap. Melindungi diri dengan jaket tebal.

Pelindung wajah dari jaring. Ditengah serangan hebat itu, sigap dia memilih bagian dari sarang lebah untuk diambil madunya.

Dipotong dengan cutter. Bagian rumah yang sudah berisi telur dan bakal anak, dimasukkan lagi kedalam kotak .

img-20200902-143951-5f507bb5d541df5a28315142.jpg
img-20200902-143951-5f507bb5d541df5a28315142.jpg

Begitu terus dia memanen madu dari satu  kotak  stuv ke kotak berikutnya . Meski sudah melindungi diri , tapi ada saja lebah madu (avis cerana) yang menusuknya.

Meninggalkan sengatnya di kulitnya. Racunnya membuat bengkak. Terkadang di bibir, wajah dan sejumlah tempat di tubuh. Kembung bin bengkak.

Begitulah resiko, memanen lebah tangkar. Pekerjaan ini dilakoni Misbah , lelaki asal Tasikmalaya di Tanoh Gayo.

Ternak lebah madu Misbah. Foto : Win Ruhdi
Ternak lebah madu Misbah. Foto : Win Ruhdi
Berbekal ilmu lebah ini, Misbah membawa keluarganya merantau. Tak ada usaha lain. Hanya beternak madu.

Misbah mencari lebah liar dirumah rumah warga pegunungan di Takengon hingga Bener Meriah.

Biasanya ditemukan dirumah kebun yang kosong . Kemudian diambil Misbah. Dimasukkan kedalam kotak persegi yang telah dibuatnya.

Lalu dibawa untuk diternakkan. Disekitar rumah kontrakannya. Jika tak memungkinkan, Misbah mencari lahan kosong yang tak berpenghuni. Meletakkan kotak berisi lebah madu disana.

Satu tempat bisa dua sampai tiga stuv. Pertiga bulan, Misbah panen. Satu kotak bisa hasilkan setengah kilogram-tiga kilogram madu. Satu kilo dijual Rp. 300 ribu.

Pelanggan Misbah, mulai dari apotek hingga kafe dan warga setempat. Selalu laku. Habis. Misbah merantau, hanya bermodal ketrampilan ternak madu. Tak ada usaha lain.

Jika madu belum panen, Misbah membuat sarang lebah. Kotak persegi dengan delapan sisir atau bagian. Dalam satu kotak.

Satu rumah lebah madu ini, dijual Misbah Rp. 250 ribu. Dan Misbah sudah hampir lima tahun merantau di Takengon.

Dari ternak madulah, Misbah menghidupi istri dan dua buah hatinya.

Madu tangkar milik Misbah. Sumber ekonomi utama
Madu tangkar milik Misbah. Sumber ekonomi utama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun