Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Gayo Mulai Terkuak

25 Agustus 2020   08:40 Diperbarui: 25 Agustus 2020   15:37 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misteri Sejarah Gayo mulai terungkap. Tidak mudah , tapi ilmiah. Dari dongeng atau volklor menjadi runut.Seperti merangkai kepingan yang terserak. Mengumpulkannya, seperti menyusun puzzle. Hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

Benang merah sejarah Gayo mulai tampak. Babak demi babak. Dari Masehi awal , Mesolitik hingga di akhir neolitik dan Kerajaan Linge Islam. Kemudian menyebar . Dari Hindu Budha ke Islam .

Semua tempat  rangkaian sejarah itu, berada di Dataran Tinggi Gayo. Di tengah Aceh. Tersimpan dan terahasiakan alam di hutan, gua, sungai dan Danau. Allahu Akbar!.

Sebutlah fakta yang terungkap secara ilmiah,  Ujung Bale Nosar yang menjadi salah satu wilayah bandar yang ramai.

Dengan temuan batu Kapak genggam Sumateralith, gerabah, manik manik hingga besi.

Loyang Ujung Karang dan Mendale di Kebayakan. Putri Pukes .

Situs Atu Berukir di Umang Isaq yang terlantar dan diabaikan. Hancur terbakar dan sebagian batu yang menyimpan goresan Tantra , Yantra pecah. Hilangnya bukti penting masa lalu.

Kita yang kini lahir dari sejarah itu, kehilangan identitas dan harga diri. Dilecehkan di tanah sendiri.

Tidak diakui dan diremeh-temehkan di akhir sejarah. Bahkan, sebuah anekdot menceritakan. Gayo tidak punya shaf atau barisan di akhirat sekalipun.

Namun, sejarah tentu tak pernah berbohong. Tanah dan batu, gerabah, cangkang kerang, manik manik dan tulang belulang manusia di gua gua di Gayo. Kini berbicara .

Berbicara dengan bahasa ilmu pengetahuan modern yang hanya sebagian kecil manusia milenial yang paham. Bahasa analisa karbon dan DNA.

Sejarah bisa saja ditulis tak sesuai fakta. Dibohongi, ditutupi , disembunyikan. Atau bahkan sengaja tidak ditulis. Oleh Orientalis budaya dan sejarah.

Oknum manusia . Tapi periode itu sudah habis. Tamat dan mati. Dan masing masing orang itu, sedang bertanggungjawab atas kebohongannya. Disana. Di kubur. Alam Barzah.

Kita percaya, disana, malaikat tak bisa disogok dan dibohongi...

Waktu yang menyimpan rahasia sejarah. Waktu pula yang kemudian menunjukkan dan mengungkapnya. Ditunjukkan pada mereka yang datang begitu saja. Karena ilmu pengetahuan dan tanpa pretensi. Tanpa kepentingan. Bahkan dari agama berbeda.

Mulailah sejarah Gayo muncul. Meski coba dibantah dan malu malu diakui. Tapi tak apa. Karena sejarah ini tak lagi tak terbendung mengisi berita, cerita dan buku.

Sejarah Gayo mulai terungkap. Dari era berburu, berpindah. Ke era menetap dan bercocok tanam.

Berbudaya hingga menjadi Islam. Dari Islam kemudian menyebar. Dari Dataran Tinggi ke  
dataran rendah, se Antero Nusantara.

Tunggu saja, sabar saja. Sejarah ilmu pengetahuan tentang manusia ini akan terus terungkap dan terang benderang.

Akan selalu ada orang yang datang untuk menelitinya. Menulisnya untuk dunia. Mereka yang jujur pada dirinya dan bermazhab ilmiah.

Foto kerangka manusia prasejarah Gayo yang dipajang dalam sebuah pameran foto di Takengon. Foto. Koleksi pribadi
Foto kerangka manusia prasejarah Gayo yang dipajang dalam sebuah pameran foto di Takengon. Foto. Koleksi pribadi
Akankah sejarah migrasi manusia prasejarah Indonesia akan direvisi atau bahkan ditulis ulang karena temuan di Gayo?. Bisa saja. Kita tunggu. Waktu yang menjawabnya. Oya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun