Misteri Sejarah Gayo mulai terungkap. Tidak mudah , tapi ilmiah. Dari dongeng atau volklor menjadi runut.Seperti merangkai kepingan yang terserak. Mengumpulkannya, seperti menyusun puzzle. Hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Benang merah sejarah Gayo mulai tampak. Babak demi babak. Dari Masehi awal , Mesolitik hingga di akhir neolitik dan Kerajaan Linge Islam. Kemudian menyebar . Dari Hindu Budha ke Islam .
Semua tempat  rangkaian sejarah itu, berada di Dataran Tinggi Gayo. Di tengah Aceh. Tersimpan dan terahasiakan alam di hutan, gua, sungai dan Danau. Allahu Akbar!.
Sebutlah fakta yang terungkap secara ilmiah, Â Ujung Bale Nosar yang menjadi salah satu wilayah bandar yang ramai.
Dengan temuan batu Kapak genggam Sumateralith, gerabah, manik manik hingga besi.
Loyang Ujung Karang dan Mendale di Kebayakan. Putri Pukes .
Situs Atu Berukir di Umang Isaq yang terlantar dan diabaikan. Hancur terbakar dan sebagian batu yang menyimpan goresan Tantra , Yantra pecah. Hilangnya bukti penting masa lalu.
Kita yang kini lahir dari sejarah itu, kehilangan identitas dan harga diri. Dilecehkan di tanah sendiri.
Tidak diakui dan diremeh-temehkan di akhir sejarah. Bahkan, sebuah anekdot menceritakan. Gayo tidak punya shaf atau barisan di akhirat sekalipun.
Namun, sejarah tentu tak pernah berbohong. Tanah dan batu, gerabah, cangkang kerang, manik manik dan tulang belulang manusia di gua gua di Gayo. Kini berbicara .
Berbicara dengan bahasa ilmu pengetahuan modern yang hanya sebagian kecil manusia milenial yang paham. Bahasa analisa karbon dan DNA.