Disisi lain, Bentara Linge juga sangat ingin kekayaan bahasa Gayo ini juga bisa menjadi milik masyarakat Gayo dan kemudian dipakai menjadi khasanah budaya Gayo.
Ditengah upaya yang pupus dan ketidakpedulian sistim yang korup dan berorientasi pada fee di setiap dinas dan instansi, Bentara Linge bertemu Segertona Gayo.
Meski Segertona Gayo bukanlah lelaki populer, tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh lainnya, namun lelaki lajang bertubuh ceking yang merupakan seorang guru di Kampung Serule ini, sabar dan telaten mengenalkan aksara ini.
Mereka berdua, dengan biaya sendiri bertemu dengan orang - orang dianggap berpengaruh dan bisa mempopulerkan aksara Gayo ini. Proses itu berlangsung lama dan penuh kesabaran dari keduanya.
Lembaga resmi pemerintah ini kemudian mengenalkan aksara Gayo ini dalam Focus Group Discusion (FGD) dan agenda lainnya dalam lingkup Kabupaten Aceh Tengah.
DR Joni kemudian membandingkan aksara ini setidaknya dengan 80 aksara dunia dan tidak ada yang sama
Akhirnya, 2017 tahun usia dunia, Gayo kini memiliki aksaranya sendiri yang selama ini  tersimpan bak harta karun.
Aksara dan bahasa Gayo ini memiliki vokal dan konsonan serta hurup sambung yang lengkap. Bisa dipelajari, dikuasai, ditulis dan dipergunakan menjadi alat komunikasi , seperti tulisan India, Thailand, Jawa dan lain -lain.