Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tentang Sepeda-Sepeda Tak Bertuan di Belanda, Enaknya Diapakan?

3 November 2011   15:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:05 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_141401" align="aligncenter" width="640" caption="Sepeda tak bertuan, lihat rantai sepeda dan ban belakangnya; foto dokumentasi pribadi"][/caption]

Beberapa waktu yang lalu melalui sebuah komentar di sebuah tulisan, Mas Bain Saptaman yang mengaku tinggal di poentjak goenoeng meminta saya untuk menuliskan reportase tentang sepeda othel di Belanda. Saya memang sudah memiliki ide untuk menuliskan transportasi yang populer itu namun masih menunggu waktu yang longgar untuk menuliskannya sembari berpikir pada perspektif mana saya harus mengupas dan memberitahu pembaca tentang alat transportasi kayuh itu, mengingat sudah banyak orang yang menuliskannya.

Belanda memang dikenal sebagai sebuah negara yang memiliki banyak sepeda. Bila berkunjung di tiap-tiap kota di Belanda, bersepeda adalah sebuah hal yang biasa ditemui. Ada jalur khusus yang disediakan oleh pemerintah sehingga para pengguna sepeda bisa menggunakan jalur tersebut dengan nyaman. Jadi, dengan fasilitas tersebut dan di tengah biaya transportasi umum yang relatif mahal, memiliki sepeda barangkali adalah sebuah keharusan bagi mereka yang ada di Belanda. Selain lebih murah, bersepeda juga aktivitas yang menyehatkan badan.

Lantas, berapa kira-kira jumlah sepeda yang ada di Belanda? Mungkin tidak ada yang tahu pasti berapa jumlah sepeda yang beredar di Negeri Oranje itu. Hal ini karena tidak ada sistem pencatatan kepemilikan sepeda. Jadi, seseorang bisa membeli sepeda dari siapa saja tanpa harus berbelit dengan urusan surat menyurat. Demikian pula jika ingin pergi meninggalkan Belanda. Para pemilik sepeda, terutama mahasiswa, seringkali meninggalkan sepedanya di beberapa tempat parkir. Jika sudah demikian, apa yang sebaiknya dilakukan?

Setelah tiba di Maastricht pada bulan April yang lalu, saya bersama teman-teman mencoba mengamati beberapa sepeda yang terparkir di garasi housing Maastricht University. Garasinya penuh dengan sepeda, namun beberapa sepeda tampak tidak dirawat dengan baik. Selain itu, sepeda yang masih terkunci dengan kuat itu juga kelihatan jarang dipakai. Usut punya usut, sepeda tersebut ternyata ditinggal oleh pemiliknya; ada yang sudah lulus, ada pula yang karena rusak atau karena tidak laku terjual padahal harus segera meninggalkan Belanda.

Di beberapa tempat parkir di pinggir jalan, sepeda-sepeda yang tidak terawat juga bisa dengan mudah ditemukan. Beberapa ciri-ciri untuk mengenalinya misalkan rantai sepeda sudah berkarat, salah satu atau kedua ban terlihat bocor serta rangka dan sadel sepeda berdebu. Bila mendapati sepeda dengan ciri-ciri di atas, bisa dapat dipastikan bahwa sepeda tersebut ditinggal oleh tuannya.

[caption id="attachment_141404" align="aligncenter" width="640" caption="Sepeda yang ditinggal.  Lihat rantai dan ban belakangnya; foto dokumentasi pribadi"][/caption]

Beberapa kemungkinan bisa dilakukan pada sepeda-sepeda tak bertuan itu. Jika tidak dijamah oleh pemiliknya dengan memiliki ciri-ciri di atas, maka secara rutin (menurut batas waktu yang telah ditentukan), pemerintah setempat akan memotong rantai besinya dan mengangkutnya. Setelah dikumpulkan jadi satu, sepeda-sepeda itu akan diperbaiki dan kemudian dijual kembali. Ketika tahun ajaran baru di bulan September yang lalu, banyak mahasiswa baru Groningen yang diberi kesempatan untuk melihat sepeda-sepeda itu dan jika tertarik mereka bisa membelinya. Harga sepedanya bervariasi dengan rata-rata harga sekitar 50-60 Euro.

Sebelum keduluan bertindak oleh aksi pemerintah seperti uraian di atas, beberapa orang bisa juga memanfaatkan cara yang sama untuk kepentingan mereka sendiri. Seperti ketika berada di Maastricht, teman-teman ada yang memiliki ide untuk memotong rantai sepeda yang tidak bertuan itu, memperbaikinya lalu memakainya. Ide itu muncul setelah diberitahu oleh warga setempat yang juga pernah melakukan tindakan yang sama. Namun, aksi yang entah halal atau haram tersebut dilakukan, sepeda-sepeda yang sudah diincar sudah lebih dulu dibersihkan oleh petugas.

[caption id="attachment_141402" align="alignnone" width="640" caption="Mengambil orderdil; foto dokumentasi pribadi"][/caption]

Aksi lain yang bisa dilakukan pada sepeda tak bertuan itu adalah mencopot orderdil yang masih baru untuk dipakai. Onderdil seperti velg, ban, sadel atau orderdil lain yang masih layak dipakai biasanya diambil dan kemudian dipasang di sepeda. Lihatlah seperti gambar di atas. Gambar tersebut saya ambil di salah satu housing kampus yang kini saya tempati. Ketika saya datang pertama kali, beberapa sepeda yang tampak pada gambar di atas masih lengkap, walaupun tidak terawat. Tetapi, baru baru ini, sepeda-sepeda tersebut telah hilang beberapa onderdilnya. Saya menduga ada orang yang mengambil onderdil itu dan memasang di sepeda lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun