Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulis Puisi, Siapa Takut?

2 Agustus 2023   19:32 Diperbarui: 2 Agustus 2023   21:34 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer KBMN Pertemuan ke 17 (WAG KBMN) 

Kau sahaja berbalut surban sederhana
Kau kuat memeluk segala luka
Kau teduh tanpa keluh
Pun diksimu bijak menjadi petuah
Kaulah raja disinggasanaku

Ini tentang engkau, ayah..
Aku terkenang indah bermain bersamamu
Bermanja di pangkumu
Kau gendong tinggi aku dibahumu
Aku gadis kecilmu itu
Yang kini dewasa oleh waktu
Aku yang merindumu, tanpa menemukan batas waktu

Engkau yang ku sebut raja, Ayah
Engkau yang kini mewangi bersama kamboja
Engkau yang kini lelap pada dimensi berbeda
Engkau yang ku rindu titah sabdamu
Ini tentang engkau, Ayah,
Yang kisah tentangmu tiada akan pernah berdemaga…
Ayah, salam takdzimku diatas pusaramu,

Kediri, 2 Agustus 2023

R I N D U

oleh : Winarno

Hari-hari berlalu ..........


Saat kau tak lagi mau menyapa 

Namun begitu, berbagai pose wajah kita

Selalu muncul di album foto googleku

Mengembalikan ingatanku akan saat bersamamu


Ada senyum di setiap pose mu

Kini kamu tak lagi mau menyapa  

Tak lagi mau menatapku

Sekalipun mungkin juga kamu rindu juga


Aku tetap menunggu

Senyummu hadir kembali di hadapan ku

Terlalu banyak momen kita lalui bersama

Sungguh tak mungkin kulupakan begitu saja


Aku tetap menunggu

Dari hari Minggu hingga hari Sabtu

Sekalipun kita melintasi pintu yang sama

Tak lagi ada canda dan tawa   

                                                 Bandar Lampung, 2 Agustus 2023

Rasa dan Asa

oleh: Dahrulia
---------------

Banyak cerita tentang masa lalu.
Cerita sedih bertukar bahagia.
Cerita bahagia berakhir sedih.
Semua terjalani dengan ikhlas.

Berlapang dada menerima kenyataan.
Dengan pikiran tetap tenang.
Berharap tubuh tetap bugar.
Tidak layu ataupun rapuh.

Berkunci ikhlas dan ridho
Dengan takdir yang terjalani.
Melawan sedih dengan berusaha mencari bahagia.
Bahagia melihat sahabat bertakdir bahagia.
Bahagia melihat  sekeliling sahabat bahagia.

Ikhlas sabar tapi tidak pasrah.
Berjuang untuk bahagia.
Sedikit pun disyukuri.
Berharap dan bergantung pada Illahi memberkati.

Berharap Illahi meridhoi  jalan yang terlalui.
Berharap hari selanjutnya
Menemukan bahagia.
Bahagia hakiki lahir batin.
Hati yang bening ikhlas menyerta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun