Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semangat Berjuang

10 Juli 2023   13:05 Diperbarui: 10 Juli 2023   13:09 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari sudah pagi, suara pesawat terbang kembali terdengar dengan jelas, aku belum begitu akrab dengan suara hilir mudik pesawat terbang yang melintas di udara dengan suara yang cukup jelas. Usai mandi pagi aku mencuci pakaian dan menjemurnya di garasi depan rumah. Mas Yono, keluar rumah mengenakan sandal selop warna coklat bercelana pendek, kemeja tangan pendek warna kebiruan dan abu-abu, dan mengenakan topi putih. Ia menstarter motornya dan dalam sekejap hilang dari pandangan. 

Tak lama ia kembali dengan membawa plastik tentengan yang berisi empat bubur ayam yang dikemas dalam sterofoam berwarna putih. Sterofoarm dialasi plastik lalu dituang bubur nasi, suwiran ayam, kacang kedelai goreng, irisan daun bawang dan bawang goreng dan emping goreng. Plastik lainnya berisi kuah dan sambel. "Ayo sarapan dulu, mumpung masih anget, ini bubur ayam terenak disini," ujarnya.  

Pagi ini kami akan mengantarkan Bedil dan Bapaknya melanjutkan perjalanan ke Bandar Lampung, dengan naik bis di Kebon Nanas. 

Untung saja aku capek banget, jadi walaupun ada suara pesawat terbang hilir mudik tetap bisa tidur. Ya, hampir tengah malam aku baru tiba dari Bandung, setelah menjalani hari-hari berat. 

Kamis sore aku tiba di Bandung, berbekal google map aku menuju ke penginapan yang sudah aku pesan beberapa hari lalu. Sore itu juga aku berjumpa dengan 2 orang temanku. Aim dari Medan dan Bedil dari Lampung.   

Aku memesan 2 kamar di penginapan Wisma Dago. Satu kamar untuk Bapaknya Bedil dan sepupuku, Mas Yono, yang menjemput dan juga mengantarkan ku ke Bandung menggunakan mobil pribadinya. Aku menginap di rumahnya Rabu malam Kamis lalu. Paginya kami berangkat ke Bandung. 

Sore itu juga kami bersepakat untuk meninjau lokasi test, supaya jumat pagi nanti tidak lagi panik. Kami bertiga, aku, Bedil dan Aim, naik ke Mobil, Mas Yono menstarter mobilnya, bergerak mundur, lalu keluar gerbang penginapan menyusuri jalan Ciungwanara, di pertigaan ia belok kanan ke jalan Ganesha. 

Saat hendak memasuki gerbang kampus, seorang petugas keamanan mendekat dan mengarahkan kami untuk parkir di luar. "Ya, udah kalain turun, biar aku mencari tempat parkir", ujar Mas Yono, seraya menekan tombol central lock. 

Segera kami turun dan berjalan, lalu seorang petugas keamanan kampus, menghampiri dan menanyakan keperluan kami. 

"Kami akan mengikuti test di Labtek I," ujarku kepada petugas keamanan. "Lewat ini lurus saja, nanti gedungnya di belakang pohon cemara yang tinggi itu ya dik," jelasnya. 

Kami berjalanan melintasi beberapa taman, lapangan basket juga panggung terbuka, lalu kami belok kanan ke arah Jalan III, tak lama kami mendapati gedung Labtek I. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun