Mohon tunggu...
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung
Winarno MTsN 1 Bandar Lampung Mohon Tunggu... Guru - guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru gemar fotografi, citytour dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Selamat Menempuh Hidup Baru, Winda

28 Juni 2023   08:16 Diperbarui: 28 Juni 2023   08:23 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: bulletinbijak.blogspot.com

Hari ini adalah hari yang istimewa bagi ibu Rukiyah dan keluarga, betapa tidak anak sulungnya telah mendapatkan jodoh. Resepsi pernikahan akan digelar besok di sebuah gedung tak jauh dari rumahnya. Kami sebagai rekan kerja satu kantor mendapatkan undangan untuk menghadiri resepsi pernikahan tersebut. Namun karena esok kami memiliki undangan lebih dari satu maka kami memutuskan untuk hadir di rumah Ibu Rukiyah hari ini, Sabtu 24 Juni 2023.

Ibu Rukiyah adalah salah satu staf tenaga kependidikan yang mendapatkan tugas sebagai pengelola perpustakaan sekolah. Seperti biasa kami tetap hadir meskipun kegiatan pembagian raport sudah dilaksanakan kemarin, selanjutnya kami akan menikmati liburan sekolah. Kami hadir di sekolah sejak pagi selesai melakukan rekam kehadiran menggunakan aplikasi online.

Aku berjalan menuju ke Stadion Pahoman yang letaknya hanya 350 meter saja, with in walking distance banget gak sih? Lanjut aku menapakkan kaki di atas lintasan sintetis, ada enam lintasan semuanya, tetapi pejalan kaki seperti aku dianjurkan untuk menggunakan lintasan lima dan enam, karena lintasan satu sampai empat digunakan oleh mereka yang lari. 

Stadion ini terbuka untuk umum pagi  hingga sore hari, namun adakalanya ditutup untuk umum saat ada acara khusus seperti tes penerimaan Polri atau Sekolah Kedinasan lainnya yang membutuhkan test fisik. Setelah menapakkan kaki sebanyak tiga putaran aku kembali ke sekolah, sudah cukup rasanya. 

Tidak banyak aktivitas di sekolah pada hari ini, tampak beberapa calon siswa beserta orangtua melihat-lihat  langsung kondisi sekolah. Sekitar pukul 11, kami bersiap untuk datang ke rumah Ibu Rukiyah. Berdasarkan share location google map dikirim ke WAG sekolah, kediaman Ibu Rukiyah dapat ditempuh dalam waktu 10 menit.

Dari kantor kami melaju di Jl. KH. Ahmad Dahlan, belok kiri ke jalan Way Pengubuan, lalu belok kanan ke jalan Ir. Juanda, naik fly over yang menghubungkan jalan Ir. Juanda dengan Jl. Gajah Mada, Fly over ini melintasi Jalan Jend. Sudirman, Jalan Mas Mansyur dan Jalur Kereta Api Batubara Rangkaian Panjang (Babaranjang), lalu turun di jalan Gajah Mada. 

Setelah berada di Jalan Gajah Mada sejauh 400, kembali naik flyover pasar Tugu, fly over ini melintasi Jalan Hayam Wuruk, lalu turun di Jalan Pangeran Antasari, dua ratus meter kemudian belok kiri ke Jalan Mulyasari, lalu parkir di halaman masjid.

Satu persatu peserta rombongan, Aku, Pak Tugiyo dan Pak Sapar, turun dari mobil demikian juga Ibu Laskmi yang mengikuti mobil kami, berjalan ke arah sebuah rumah yang di depannya terpasang sebuah tenda. "Assalamualaikum," ucap Pak Tugiyo.  Setelah berjabat tangan dengan tuan rumah kami dipersilakan duduk. Ruangan dihias dengan ornamen khas Lampung berupa kain yang dihiasi dengan berbagai motif tradisional dengan warna terang. 

Kami duduk dilantai beralaskan karpet, dihadapan kami telah tersedia aneka kue, minuman juga ada buah-buahan. Sejenak Pak Sabar memimpin do'a. Sambil  ngobrol ringan kami menikmati jajanan yang disiapkan. Tak lama berselang tuan rumah Ibu Rukiyah mempersilahkan kami untuk menikmati hidangan makan siang. "Ayo silakan ambil makanan masing-masing, dienakin ya makannya," ujar Bu Rukiyah.

Kami pun berdiri lalu berjalan ke arah meja makan yang di atasnya terdapat berbagai pilihan makanan dan lauk. Langsung saja aku mengambil sebuah piring lalu aku isi dengan satu centong nasi dari sebuah termos nasi berwarna biru muda. Selanjutnya ada pilihan lauk rendang, ayam goreng dan ikan goreng. Lalu ada sambal terasi dan lalapan, juga ada pecel. Aku mengambil sebuah ikan goreng, sambal terasi dan lalapan berupa irisan kol dan daun kemangi. 

Kami kembali ke tempat duduk kami semula untuk menikmati hidangan makan siang yang sudah kami ambil. Kami pun asik dengan makanan masing-masing, dalam sekejap makanan yang ada di piring habis. Disusul dengan minum air putih, lalu kami mengantri untuk cuci tangan.

Usai melahap makanan kami kembali berbincang tentang berbagai hal, mulai dari maraknya rabies hingga mahalnya harga sembako, menjelang hari raya idul adha. Sejenak kemudian kami pamit, satu persatu kami bersalaman dengan ibu Rukiyah dan Si Calon Pengantin, Winda, seraya memberikan amplop berisi uang seikhlasnya sebagai bentuk dukungan atas penyelenggaraan persepsi pernikahan putri beliau. Saat kami melangkah ke luar ruangan seorang gadis belia dengan rambut terurai panjang memberikan souvenir yang dikemas dalam sebuah amplop panjang berwarna coklat. 

Kami mendapatkan sebuah souvenir yang dikemas dalam amplop berwarna coklat. Penasaran dengan amplop tersebut, segera aku dan setelah dibuka amplop tersebut berisi sebuah alat dapur yaitu spatula atau sotil, yaitu sebuah alat dapur yang berfungsi untuk membalik makanan yang sedang digoreng, uniknya sotil ini terbuat dari kayu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun