Pukul 6:20, sudah dua puluh menit bus tiba di Terminal Pakupatan, Serang, Banten. Mesin mobil tetap hidup, AC menyala, dan pintu kiri terbuka. Sopir entah kemana, meninggalkan penumpang di dalam bus. Bus jurusan Bandung ini berangkat dari Terminal Merak pada pukul 4:30.
Pedagang asongan silih berganti naik turun menawarkan dagangannya. Air mineral, tahu kacang, kurma, dodol, dan telur asin.
Yani: "Aku selalu suka melihat keramaian terminal seperti ini, ada semacam rasa hidup dan dinamika yang bisa kita rasakan."
Husen: "Benar, aku bisa mencium aroma makanan dari pedagang asongan yang naik turun. Sepertinya mereka menjual nasi uduk dan gorengan. Membuatku lapar."
Yani: "Kita masih punya bekal roti dari pelabuhan, kalau mau."
Bus melanjutkan perjalanan dan singgah sebentar di Tugu Debus.
Yani:"Lihat, Husen. Itu Tugu Debus. Sejarahnya sangat menarik, ya?"
Husen: "Iya, ikon kebanggaan Banten. Melihatnya dari dekat, aku bisa merasakan betapa kuatnya budaya di sini."
Perjalanan berlanjut dan bus singgah di Kebon Jeruk. Mereka mendengar suara riuh rendah dari pasar terdekat.
Yani:"Suara pasar selalu memberikan nuansa khas. Pedagang memanggil pembeli, dan bunyi-bunyi transaksi yang ramai."
Husen:"Aku bisa merasakan getaran jalan dari roda bus ketika kita melewati daerah ini. Jalanan di sini memang cukup bergelombang."