Mohon tunggu...
Winarno Abdullah
Winarno Abdullah Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 1 Bandar Lampung gemar menulis

Ayo jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Perjalanan Yani dan Husen

29 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 29 Juni 2024   15:33 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Setelah menikmati liburan di Lampung, Yani dan Husen memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung. Jumat sore, mereka bersiap-siap meninggalkan Lampung menuju Pelabuhan Merak.

Yani: "Liburan di Lampung benar-benar menyegarkan, ya? Pantainya indah sekali. Tapi sekarang saatnya kita menuju Bandung untuk Temu Penulis."

Husen: "Setuju. Aku senang sekali bisa menikmati keindahan Lampung, tapi lebih senang lagi bisa mengikuti acara Temu Penulis KBMN III."

Yani: "Mari kita ke pelabuhan sekarang. Perjalanan ini pasti akan menarik."

Pukul 12.56, usai turun dari kapal, Yani dan Husen melihat seorang anak yang dituntun ibunya. Anak itu berpegangan pada tangan kanan ibunya, sementara di tangan kirinya membawa plastik kresek yang tampak berat. Di punggungnya tergantung tas kecil melintang. Di belakang mereka, seorang pria yang mungkin ayah anak tersebut membawa backpack warna biru di punggungnya, serta memegang backpack hitam di tangan kanan dan kresek warna hitam yang tak kalah penuh di tangan kirinya.

Yani: "Lihat keluarga itu, Husen. Rasanya seperti melihat diri kita sendiri waktu kecil, ya?"

Husen: "Iya, nostalgia sekali. Semoga perjalanan mereka juga menyenangkan seperti kita."

Yani: "Oh, itu bus kita sudah datang!"

Bus mulai bergerak meninggalkan Pelabuhan Merak. Mereka duduk di kursi yang nyaman, dengan aroma pendingin udara yang segar di sekitar mereka.

Yani:"Akhirnya kita berangkat. Aku bisa mendengar deru mesin bus yang stabil, semoga perjalanannya lancar."

Husen: "Aku juga berharap begitu. Rasanya senang sekali bisa duduk dengan nyaman dan melihat pemandangan luar dari jendela."

Pukul 6:20, sudah dua puluh menit bus tiba di Terminal Pakupatan, Serang, Banten. Mesin mobil tetap hidup, AC menyala, dan pintu kiri terbuka. Sopir entah kemana, meninggalkan penumpang di dalam bus. Bus jurusan Bandung ini berangkat dari Terminal Merak pada pukul 4:30.

Pedagang asongan silih berganti naik turun menawarkan dagangannya. Air mineral, tahu kacang, kurma, dodol, dan telur asin.

Yani: "Aku selalu suka melihat keramaian terminal seperti ini, ada semacam rasa hidup dan dinamika yang bisa kita rasakan."

Husen: "Benar, aku bisa mencium aroma makanan dari pedagang asongan yang naik turun. Sepertinya mereka menjual nasi uduk dan gorengan. Membuatku lapar."

Yani: "Kita masih punya bekal roti dari pelabuhan, kalau mau."

Bus melanjutkan perjalanan dan singgah sebentar di Tugu Debus.

Yani:"Lihat, Husen. Itu Tugu Debus. Sejarahnya sangat menarik, ya?"

Husen: "Iya, ikon kebanggaan Banten. Melihatnya dari dekat, aku bisa merasakan betapa kuatnya budaya di sini."

Perjalanan berlanjut dan bus singgah di Kebon Jeruk. Mereka mendengar suara riuh rendah dari pasar terdekat.

Yani:"Suara pasar selalu memberikan nuansa khas. Pedagang memanggil pembeli, dan bunyi-bunyi transaksi yang ramai."

Husen:"Aku bisa merasakan getaran jalan dari roda bus ketika kita melewati daerah ini. Jalanan di sini memang cukup bergelombang."

Setelah meninggalkan Kebon Jeruk, bus memasuki Tol Cipularang dan terjebak kemacetan panjang.

Yani: "Aduh, kita terjebak macet. Aku bisa merasakan panasnya aspal dari dalam bus ini."

Husen: "Benar. Aku bisa mendengar klakson kendaraan lain yang mulai frustrasi. Semoga tidak terlalu lama."

Yani:"Aku harap begitu. Tapi perjalanan seperti ini, dengan segala tantangannya, menambah warna tersendiri."

Husen: "Ya, setiap perjalanan punya cerita. Rasanya kita akan punya banyak cerita untuk dibagikan saat Temu Penulis nanti."

Setelah melewati kemacetan, bus akhirnya tiba di Terminal Leuwipanjang, Bandung. Mereka turun dengan perasaan lega.

Yani: "Akhirnya kita sampai. Aku bisa merasakan udara Bandung yang sejuk, berbeda sekali dengan suasana di bus tadi."

Husen:"Ya, dan lihatlah, terminal ini cukup ramai tapi tertib. Mari kita cari kendaraan ke tempat acara."

Yani: "Temu Penulis KBMN III, kami datang! Perjalanan ini akan menjadi bagian dari cerita kita."

Mereka berdua berjalan menuju area parkir dengan semangat baru, siap menghadiri acara yang mereka tunggu-tunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun