Mohon tunggu...
winarjaki
winarjaki Mohon Tunggu... swasta -

Konsultan yang lagi merantau

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Ride Sharing", Pilihan Mobilitas yang Andal untuk Mengurai Kemacetan

9 November 2017   03:46 Diperbarui: 9 November 2017   03:50 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Carpooling atau ridesharing dianggap sebagai solusi untuk mengurangi tingkat penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya terutama kota-kota besar, dan diharapkan akan dapat mengurangi dampak kemacetan di Jakarta dan sekitarnya. Tak hanya itu, konsep ini pun dianggap mampu mengurangi tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM), setidaknya mengurangi dosa terhadap lingkungan.

Konsep berbagi tumpangan bisa menjadi pelengkap penting untuk transportasi publik sebagai bagian dari solusi mengatasi kemacetan dan mengurangi kebutuhan lahan parkir.

Penerapan solusi seperti ini juga pernah dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta melalui sistem zona 3-in-1, yang sebenarnya tidak lepas dari pemikiran efisiensi jalan. Tapi laju pertambahan jalan tidak mampu mengatasi laju pertumbuhan mobil, sehingga kemacetan terjadi dimana-mana.

Konsep berbagi kendaraan (ride-sharing) berpotensi untuk mendukung aspek-aspek yang dibutuhkan yaitu untuk membatasi pertumbuhan jumlah kendaraan, membantu pemerintah mengoptimalisasi waktu investasi untuk infrastruktur, usaha pelestarian lingkungan hidup dan menawarkan tambahan penghasilan yang fleksibel bagi mitra-pengemudi sekaligus menghadirkan pilihan mobilitas yang andal, nyaman, dan terjangkau bagi penumpang.

Menurut penelitian Boston Consulting Group bersama Uber, penerapan ridesharingdapat menjadi alternatif mengurangi penggunaan jumlah kendaraan pribadi bisa dikurangi hingga 60 persen di Jakarta. Selain itu, kajiannya menunjukkan saat ini ada lebih dari 50 persen mobil di jalan yang hanya digunakan oleh 1 orang saja.

Terlepas dari segala kompleksitas yang ada, Uber dan aplikasi ridesharing kehadirannya diharapkan mampu melengkapi transportasi publik yang ada dan mengubah kehidupan warga menjadi lebih baik di berbagai sektor.

Jalan raya adalah investasi yang sangat mahal. Tidak jarang suatu ruas jalan dibangun dengan pengorbanan pemilik tanah di sisi jalan. Ironis sekali apabila investasi yang mahal ini hanya dinikmati oleh pemilik mobil pribadi, yang seringkali mengendarai mobilnya sendirian.

Sebuah film singkat "Boxes", temuan hasil kajian the Boston Consulting Group dan presentasi hasil riset konsumen Uber di sejumlah pasar utama di Asia Pasifik. Dengan menggunakan kotak kardus untuk menggambarkan mobil, film singkat berdurasi 90 detik tersebut secara jenaka menunjukkan realitas bagaimana masyarakat bermobilitas saat ini, dan diakhiri dengan gambaran bagaimana kota dipenuhi dengan kotak-kotak kardus.


*diambil dari berbagai sumber dengan penyesuaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun