Mohon tunggu...
WINA RAHMAN
WINA RAHMAN Mohon Tunggu... Full Time Blogger - S1 Pendidikan Tata Boga

Senang membaca dan berbagi pengetahuan seputar kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenalkan Gizi Anak Melalui Sate Buah

17 Mei 2023   09:45 Diperbarui: 17 Mei 2023   09:59 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENYULUHAN GIZI ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS

Wina Rahman 

Departemen Pendidikan Tata Boga dan Busana, FT. Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang No.5 Lowokwaru Kota Malang telp. 0341-551312

Corresponding email : wina.rahman.21005436@students.um.ac.id

ABSTRAK

Permasalahan gizi anak (stunting) adalah permasalahan yang cenderung terjadi di negara berkembang termasuk indonesia. Data menunjukkan provinsi Jawa Timur mencapai 19,2% pada 2022. Provinsi ini menduduki peringkat ke-25 dari 34 dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia tahun lalu. Untuk provinsi Jawa Timur berhasil memangkas angka balita stunting sebesar 4,3 poin dari tahun sebelumnya.

 Pada 2021, tercatat prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 23,5%. Salah satu cara menurunkan angka persentase ini di luar faktor ekonomi  adalah pengenalan dan membiasakan makanan bergizi yang menstimulasi nafsu makan balita. Selain penyajian hidangan yang menarik, peran orang tua juga diperlukan dengan cara mengajak makan bersama hidangan bergizi yang serupa. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan makanan bergizi berupa buah buahan pada balita dan orang tua di PAUD Pelangi PKK Desa Jajar.

Kata Kunci: gizi, balita, orang tua.

Abstract

The problem of child nutrition (stunting) is a problem that tends to occur in developing countries, including Indonesia. Data shows that East Java province will reach 19.2% in 2022. This province is ranked 25th out of 34 with the highest prevalence of stunting under five in Indonesia last year. For the province of East Java, it succeeded in reducing the stunting toddler rate by 4.3 points from the previous year. In 2021, the prevalence of stunting under five in this province was recorded at 23.5%.

One way to reduce this percentage, apart from economic factors, is to introduce and get used to nutritious foods that stimulate a toddler's appetite. In addition to presenting attractive dishes, the role of parents is also needed by inviting them to eat together with similar nutritious dishes. Therefore, community service activities are carried out in the form of counseling on nutritious food in the form of fruits for toddlers and parents in Pelangi PKK Desa Jajar Preschool.

Keyword : nutritions, preschool, parent.

  1. PENDAHULUAN

Permasalahan gizi di negara berkembang termasuk di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan, salah satunya adalah permasalahan stunting. Kondisi stunting merupakan masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi dalam waktu lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang merupakan masa kritis. sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Keadaan stunting ini ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut usia (indeks TB/U) < -2 SD berdasarkan standar WHO

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi balita stunting di Jawa Timur mencapai 19,2% pada 2022. Provinsi ini menduduki peringkat ke-25 dari 34 dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia tahun lalu. Untuk provinsi Jawa Timur berhasil memangkas angka balita stunting sebesar 4,3 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, tercatat prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 23,5%.

Gizi pada balita dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi dan latar belakang sosial budaya yang berhubungan dengan pola makan dan nutrisi. Nutrisi yang tidak adekuat dalam lima tahun pertama kehidupan berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan otak yang bersifat irreversible. Ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi adalah status gizi. Status gizi balita mencerminkan tingkat perkembangan dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara serta berhubungan dengan status kesehatan anak di masa depan.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan topik Edukasi. Gambaran yang diberikan kepada masyarakat berupa penyuluhan gizi melalui kegiatan membuat sate buah bersama Kelompok Bermain (KB) Pelangi PKK Desa Jajar.

  1. METODE  

Berdasarkan analisis situasi di bagian pendahuluan, solusi yang dapat dilaksanakan adalah penyuluhan gizi balita dengan kegiatan cooking class wali peserta didik dan anak membuat sate buah. Sasaran dari kegiatan ini adalah peserta didik dan wali peserta didik PAUD Pelangi PKK Desa Jajar.

Dalam program penyuluhan ini menggunakan metode demonstrasi dan praktek, yang dilakukan peserta didik balita dan wali peserta didik yang dipandu oleh guru kelas. Kegiatan dilalui melalui dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

Tahap Persiapan

Sebagai tahapan pertama, maka yang dilakukan adalah menawarkan kerjasama dengan kepala sekolah PAUD Pelangi PKK Desa Jajar melalui koordinasi dengan  kepala sekolah. Hasil yang ditargetkan dari tahapan pertama adalah penyesuaian teknis pelaksanaan dengan pertimbangan data jumlah siswa sebagai faktor perhitungan besaran belanja bahan untuk cooking class.

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan,  cooking class dilaksanakan pada  16 Maret 2023 berlokasi di ruang kelas PAUD Pelangi PKK Desa Jajar pada pukul 07.00 WIB - 10.00 WIB.  Kegiatan tersebut diikuti sekitar 12 anak beserta 10 wali peserta didik. Cooking class dipandu oleh Ibu Mesiyah selaku guru PAUD Pelangi PKK Desa Jajar Sedangkan pelaksana pengabdian sebagai asisten selama kegiatan berlangsung dan donatur bahan cooking class selama kegiatan berlangsung.

  1. HASIL DAN PEMBAHASAN 

  1. Melalui koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas, didapat data jumlah peserta didik sebanyak 12 anak. Jumlah peserta didik akan menjadi bagian perencanaan belanja dan kostum cooking class.

  1. Kegiatan diawali dengan berdoa sebelum pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru kelas PAUD Pelangi PKK Desa Jajar selalu memimpin seluruh peserta didik untuk berdoa bersama sebagai bagian dari pembiasaan rutin di PAUD Pelangi PKK Desa Jajar.

Pembiasaan rutin yakni kegiatan dengan cara membiasakan anak usia dini secara terjadwal maupun terprogram oleh tenaga pendidik untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Contoh sederhana adalah menyambut kedatangan anak setiap pagi, melaksanakan wudhu dan pembacaan doa bersama sebelum pelajaran, biasanya dilanjutkan dengan doa-doa harian dan surat-surat pendek, praktek sholat dhuha dan sholat dhuhur, membaca doa sebelum dan sesudah makan, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, kegiatan berpamitan dan bersalaman dengan guru sebelum pulang, dan lain sebagainya

Pembiasaan pada dasarnya berintikan dari pengalaman, yakni kegiatan yang terus dilakukan. Kesimpulannya, pembiasaan adalah suatu cara yang dilakukan secara berulang ulang supaya menjadi terbiasa. Pembiasaan dapat dilihat dari kegiatan anak sehari-hari seperti sikap anak dalam berdoa pada saat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. 

Pembiasaan pada anak sejak dini bisa ditanamkan melalui pendidikan dengan menstimulasi anak secara konsisten supaya anak bisa nyaman dengan lingkungan di sekitarnya. Optimalisasi pembiasaan dilakukan secara konkret oleh pendidik kepada anak yang dimulai sedini mungkin agar anak tidak salah dalam memahami berbagai pengetahuan yang mereka dapat

 

  1. Pengenalan visual buah kepada peserta didik

Tema tanaman sub tema sayur dan buah merupakan salah satu tema pembelajaran yang sangat penting diajarkan pada anak di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini karena melalui sub tema sayur dan buah, anak-anak dapat belajar mengenal manfaat dan kandungan gizi yang ada pada sayuran dan buah-buahan, selain itu anak dapat mengetahui bentuk atau jenis dari sayur dan buah, mengetahui dan menyebutkan nama-nama sayur dan buah, dan mengetahui keragaman warna yang ada pada sayur dan buah, sehingga dapat menstimulasi aspek perkembangan anak, diantaranya yaitu perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa. 

Melalui kemampuan kognitif, anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, sehingga anak memiliki pemahaman yang utuh dan mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa yang pernah dialaminya. Menurut Norlaila (2015), kemampuan kognitif anak merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kecerdasan anak yang diperlihatkan melalui kemampuan mengingat, mengenal, memahami, memecahkan masalah dari berbagai objek, serta kemampuan dalam mengenal warna. Melalui kemampuan bahasa, ide akan menjadi objektif sehingga pikiran yang sebelumnya berada di awang-awang mampu disimpulkan dengan bentuk yang konkret

Dalam rangkaian kegiatan pengabdian ini, guru kelas dibantu pelaksana pengabdian mempresentasikan ragam buah segar dengan contoh nyata. Peserta didik duduk di bangku dengan posisi mengelilingi meja yang tersaji buah buahan segar. Jenis buah yang dikenalkan yaitu belimbing, anggur merah, pir, semangka, naga merah, strawberry, bengkoang dan nanas. Peserta didik juga diajak untuk merasakan tekstur kulit buah dan mencium aromanya. Hasilnya, peserta didik menunjukkan antusiasme yang tinggi. 

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
  1. Cooking class membuat sate buah

Bahan dan alat yang digunakan:

Cara membuat : 

  1. Cuci bersih pir, belimbing, stroberi, anggur dengan air bersih mengalir.

  2. Kupas nanas, semangka, melon dan semua buah yang sudah dicuci.

  3. Potong-potong semua buah dengan panjang 3-5 cm.

  4. Sortir potongan sesuai varian buah.

  5. Tusuk dan susun potongan-potongan buah menggunakan tusuk sate, setiap satu tusuk terdapat semua varian buah.

Pada tahap mencuci, memotong dan menyortir dikerjakan oleh pelaksana pengabdian, sedangkan peserta didik membuat sate buah dibantu oleh wali peserta didik.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
  1. Makan rujak manis dan sate buah hasil praktek bersama wali peserta didik 

Setelah kegiatan cooking class, peserta didik bersama-sama menikmati sate buah hasil buatan individu. Wali peserta didik juga bersama-sama menikmati rujak manis hasil mengolah buah bersama wali peserta didik lainya. 

Interaksi kegiatan makan buah antara peserta didik balita dan orang tua ini sejalan dengan jurnal Mahmood et al (2021) yaitu ada berbagai faktor orang tua mempengaruhi kebiasaan makan anak dan saling berinteraksi , sehingga tidak dapat dianggap terpisah. Lingkungan keluarga yang melingkupi kehidupan rumah tangga anak berperan aktif dalam membentuk dan mendorong perilaku yang akan bertahan sepanjang hidupnya. Makan bersama keluarga tampaknya mewakili momen penting dari kontrol dan interaksi, yang memberikan kontribusi paling besar dalam mencontohkan kebiasaan makan anak-anak 

doc. pribadi
doc. pribadi

Dok.pribadi
Dok.pribadi

4. SARAN

  1. Pihak pemerintah daerah setempat khususnya di lingkungan desa Jajar diharapkan

lebih gencar melakukan sosialisasi, terutama sosialisasi penyajian makanan sehat keluarga melalui perpanjangan tangan Posyandu dan penyelenggaraan kegiatan tahunan desa seperti lomba memasak hidangan sehat keluarga.

  1. Kesadaran wali peserta didik untuk secara proaktif mengajak dan mencontohkan kebiasaan makan makanan bergizi kepada orang-orang terdekat, dimulai dari lingkungan keluarga dan tempat tinggal, untuk memberdayakan hidup sehat melalui sajian hidangan bergizi keluarga di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

  1.  WHO. Nutrition Landscape Information System (NLIS) Country Profile Indicators. Interpretation Guide Switzerland: WHO Press; 2010.

  2. Prevalensi Balita Stunting Provinsi Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota(2022), databoks, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/14/ini-rincian-angka-balita-stunting-di-wilayah-jawa-timur-pada-2022-kabupaten-jember-terbesar (diakses 20 April 2023)

  3. B, Bandari .2013. Handbook Food Powders. Woodhead Publishing.

  4. Wiyani, ―Pengembangan Program Kegiatan Pembiasaan Berbasis TQM Di Raudhatul Athfal (RA).‖, 5

  5.  Harun Ar Rasyid, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Pustaka Phoenix, 2009), 39

  6. Norlaila, Hj. 2015. Upaya Pengembangan Aspek Kognitif dalam Aktivitas yang Bersifat Eksploratif & Menyelidik (Mencampur Warna) Menggunakan Model Example non Examples di Kelompok B TK Tunas Muda Kec. Simpang Empat Kab. Banjar. JEA. Volume 1, Nomor 1, hlm 66-95. Diakses tanggal 17 Februari 2021

  7. Mahmood, L.; Flores-Barrantes, P.; Moreno, L.A.; Mani Y.; González-Gil, E.M. The Influence of Parental Dietary Behaviors and Practices on Children’s Eating Habits. Nutrients 2021, 13, 1138. https://doi.org/10.3390/ nu13041138

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun