Berhentilah mendiskriminasi kehidupan transgender. Telusuri dahulu ketransgenderan mereka. Jika perilaku mereka dipengaruhi lingkungan, ajaklah secara positif (tanpa diskriminasi) untuk berubah. Jika hal itu terjadi secara batiniah yang dinyatakan dari lahiriah (seperti para Bissu), berilah mereka sebuah hidup yang nyaman (selama tidak melakukan hubungan seksual)  layaknya para Bissu melalui tradisi hidupnya. Untuk terakhir, tidak dapat dipungkiri, bahwa Indonesia adalah negara berbudaya yang secara filosofis Indonesia kaya akan keberagaman termasuk pandangan gender dari sudut budaya, Bissu merupakan salah satu tradisi budaya Indonesia, marilah berkacamata dari komunitas Bissu untuk menganalisa ketransgenderan di Indonesia.
   Â
*sumber bacaan;Â
1. CALABAI, Â karya Pepi Al-Bayqunie. 2016
2. Gender Trouble, karya Judit Butler. 1990
Gender trouble, 1990, Judith Butler, Routledge, Newyork, London
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H