Mohon tunggu...
Win WanNur
Win WanNur Mohon Tunggu... Freelancer - Kopi dan Traveling

Pembaca kompas yang menulis novel

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Wishnutama, Menteri (yang masih) Nol Prestasi Sarat Kontroversi

19 November 2019   23:45 Diperbarui: 19 November 2019   23:52 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat mendapatkan cipratan langsung bisnis pariwisata dari menyewakan motor, menjual makanan, menjual jasa surfing, kepang rambut dan lain sebagainya. Kalau kebijakan ini diberlakukan, semua sumber ekonomi masyarakat kelas bawah yang tumbuh akibat industri ini akan tumbang semua. Pengangguran pun akan meningkat jumlahnya.

Jadi ketika Wishnutama mengatakan "Selama ini, pengembangan pariwisata cenderung ditekankan pada kuantitas dengan target bisa mendatangkan sebanyak-banyaknya wisman. Bahkan pada 2020, sempat ditargetkan pariwisata Indonesia bisa mendatangkan 20 juta wisman." Jelas saat itu dia sama sekali tidak memikirkan dampak pemerataannya.

Sekali lagi, benar 4 juta turis premium seperti di Selandia Baru bisa menghasilkan lebih banyak dibandingkan 20 juta wisatawan dan menghasilkan devisa lebih besar. Tapi kalau kita bicara lebih jauh, 20 juta wisatawan yang datang menyebar di berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia, dari Aceh sampai Papua, tentu jauh lebih membawa manfaat pada pertumbuhan ekonomi lokal dibandingkan 4 juta wisatawan kaya yang hanya menumpuk di lima Destinasi Super Prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Jadi ketika kita semua sekarang gonjang-ganjing untuk mewajibkan diajarkannya pelajaran PMP di sekolah mulai jenjang PAUD sampai perguruan tinggi. 

Tampaknya, jenjangnya masih kurang jauh. Karena melihat strategi yang dirancang oleh Wishnutama ini, dibandingkan siswa sekolah justru yang paling mendesak itu pelajaran SMP harus diajarkan pada menteri cabinet Jokowi, terutama menteri pariwisatanya, supaya dia paham kalau semua strategi pembangunan yang diterapkan di Indonesia ini bukan mengacu pada Selandia Baru melainkan pada ideologi Pancasila yang di Sila Kelimanya berbunyi "KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun