Mohon tunggu...
Laksamana Fadian Z.R.
Laksamana Fadian Z.R. Mohon Tunggu... Politisi - A writer, Debater, Philantrophist

Mawapres Utama UM 2019 YSEALI Alumni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ABIPET: Inovasi Internet of Things untuk Mereformasi Sistem Pendidikan Menjadi Inklusif dan Menyejahterakan Guru

28 November 2019   00:16 Diperbarui: 28 November 2019   00:27 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data tersebut juga ditambah dengan data RPP guru, penilaian harian kepada siswa, seperti keaktifan, ulangan harian, dan kuis. Data tambahan dari guru digunakan untuk melakukan cross check dari feedback siswa.

Big data telah digunakan di banyak negara dewasa ini untuk memformulasikan kebijakan tepat sasaran sesuai perilaku masyarakat dan aspirasinya di internet. Data aspirasi digunakan sebagai basis rancangan anggaran di berbagai sektor seperti ekonomi hingga politik (Jina, 2015).

Kini saatnya big data menjadi basis dalam kebijakan nasional pendidikan demi mencapai pendidikan yang siap menghadapi era disruptif 4.0, serta menciptakan guru yang siap menjadi kiblat siswa digital native. Transformasi pendidikan lewat ABIPET yang diharapkan salah satunya seperti inisiatif guru untuk memantik rasa ingin tahu siswa demi tercapainya lifelong learning dan aktualisasi diri yang berkelanjutan.

Proses feedback khususnya dari siswa sangatlah krusial karena mereka adalah entitas yang paling merasakan dampak pengajaran keseharian guru daripada pengawas akademik yang datang secara tidak berkala. Feedback tersebut dapat disalurkan melalui platform ABIPET yang dapat diakses lewat website, aplikasi ataupun perangkat tablet feedback yang ditempatkan di tiap sekolah percontohan. Daerah rural dengan keterbatasan akses internet juga dapat mengirim feedbacknya lewat SMS-gateway dengan format yang telah ditentukan.

ABIPET bekerja dengan konsep S.I.T. yang berarti: a) Sosialisasi; b) Implementasi; dan c) Tindak lanjut (Terlampir Gambar 3.1). Pertama, Sosialisasi ditujukan ke sekolah tingkat SD hingga SMA untuk mengoperasikan ABIPET yang dibina lewat visitasi dinas pendidikan.

Sosialisasi dan training akan dikontekstualisasikan sesuai level pendidikan siswa agar mereka dapat melaporkan feedback secara objektif pada gurunya dan mengetahui kriteria aduan/apresiasi yang dapat dimasukkan dalam kolom kuisioner ABIPET. Proses sosialisasi ini juga akan melibatkan guru, komite sekolah dan wali murid agar proses input data akan terpadu dan tidak ada interfensi dan manipulasi sekolah.

Orang tua juga terlibat apabila siswa tidak dapat menginput feedback secara mandiri dalam prosesnya. Setiap siswa dan orang tua akan diberikan link URL khusus agar mereka dapat mengakses platform ABIPET dimanapun. Panduan yang telah disosialisakan kemudian akan divisualisasi menjadi pedoman berbentuk majalah dinding di tiap kelas, animasi video dan booklet siswa.

Implementasi adalah komponen esensial kedua yang merupakan proses data mining  (pengumpulan data). Komponen ini melibatkan proses input feedback siswa dan wali murid menuju server big data terpusat. Di sisi lain, pihak guru diwajibkan untuk mengupload RPP dan hasil ulangan harian siswa sebagai bahan kuisioner dan bukti cross-check dalam proses tindak lanjut nantinya.

Sebagai contoh, dalam RPP, guru telah menyebutkan penggunaan media atau pelajaran kolaboratif. Klaim RPP tersebut akan diproses oleh big data analytics menjadi kuisioner yang mudah dibaca untuk siswa untuk mengetahui apakah klaim RPP tersebut benar-benar terimplementasi.

Siswa dapat memberikan feedback nya dengan melewati beberapa tahapan, seperti: a) validasi identitas b) pemilihan kategori feedback, dan c) pengisian kuisioner. Semua tahap ini akan bersifat anonim sehingga pihak sekolah tidak akan mengintervensi apabila terdapat akumulasi pengaduan negatif yang mengurangi reputasi mereka.

 Langkah pertama yang disebut sebagai validasi identitas diperlukan untuk mengurangi resiko manipulasi data. Maka sebab itu, platform ABIPET akan diintegrasikan dengan pangkalan data Dapodik (Data Pokok Pendidikan) untuk melakukan cross-check NIS (Nomor Induk Siswa) beserta foto diri saat siswa melakukan proses login. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun