Mohon tunggu...
Wimba Prastya
Wimba Prastya Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

menulis apa yang ingin di tulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Lebih Dekat Visual Storytelling

25 April 2019   22:25 Diperbarui: 25 April 2019   22:55 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kemampuan otak menerima (Norsensus via https://norsensus.no/workshop-on-visual-education-cultural-advertising-and-creative-thinking/)

Media saat ini memiliki jaringan yang kuat dalam mendistribusikan kontennya. Seiring dengan perkembangan zaman dan majunya teknologi membuat media berlomba-lomba untuk menjadi yang nomor satu dan utama. Konten yang disampaikan di setiap media dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, ada yang memilih menggunakan teks biasa, teks dengan gambar dan bahkan menggunakan video.

            Industri media yang hadir di tengah-tengah masyarakat akan selalu menghadirkan karya yang kreatif untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas, salah satunya dengan cara visual storytelling. Visual menjadi salah satu cara ampuh untuk menyampaikan pesan ke public karena dengan visual masyarakat akan lebih mudah untuk menerima pesannya. Visual yang dimunculkan dianggap mampu memanjakan mata yang melihatnya, sekaligus mampu memberikan ikatan emosional yang berbeda tergantung bagaimana orang tersebut melihatnya.

            Menurut "A Brief Practical Guide" Visual storytelling merupakan sebuah gambar, bentuk, kata, warna  untuk menyampaikan informasi kepada audiens agar mudah dipahami dan diterima karena visual yang digunakan akan menarik perhatian. Visual storytelling bukan hanya mengenai gambar, warna dan bentuk saja, namun ini adalah sebuah cara untuk membuka pikiran audiens mengenai pesan yang disampaikan agar audiens mampu menangkap dengan jelas apa pesan tersebut. Pesan yang disampaikan melalui sebuah gambar akan mudah dipahami karena otak kita lebih cepat untuk memproses gambar daripada sebuah teks seperti yang disampaikan Kiefer dan Porter dalam buku The Power of Visual Storytelling.

kemampuan otak menerima (Norsensus via https://norsensus.no/workshop-on-visual-education-cultural-advertising-and-creative-thinking/)
kemampuan otak menerima (Norsensus via https://norsensus.no/workshop-on-visual-education-cultural-advertising-and-creative-thinking/)

            Lalu bagaimana caranya kita membuat visual storytelling yang baik ? berikut ada beberapa aturan yang ditulis oleh Ernesto Olivares, seorang creative storytelling yang harus kita pahami sebelum membuat visual storytelling agar menarik :

  • Show, don't tell

Dalam menyampaikan pesannya, kita harus memunculkan visual yang menunjukkan apa keuntungan yang dimilikinya, jangan beritahu terus terang, biarkan orang yang membacanya mengetahuinya sendiri.

  • Context is everything

Konteks adalah apa yang diasumsikan oleh semua orang, berdasarkan apa yang kami perlihatkan atau diberi petunjuk. Hal lain yang hebat adalah, ketika kita dapat dengan mudah bermain dengan asumsi audiens kita, dan membalikkannya. Jadi konteks di dalam visual storytelling menjadi hal penting untuk mencari audiens.

  • Show people

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun