Kerbau menyurutkan amarahnya. Mencolek matanya sedikit agar setidaknya setitik air mata kembali mengalir.
"Yah... beginilah... saya tidak ada masalah dengan penguasa, tapi sejak saat ini saya akan fokus mendukung Pungguk agar menang..." sedikit komentar Kerbau terujar dan langsung dicatat oleh barisan Kunang-Kunang.
Tapi barisan Kunang-Kunang bukanlah barisan media tanpa pesan. Bukan juga barisan semut pekerja yang dianggap Pungguk pekerjaan hina. Barisan Kunang-Kunang adalah barisan pelita. Mencoba mencerahkan rakyat hutan dengan berita terpercaya. Besoknya tulisan barisan Kunang-Kunang sudah terlihat menghiasi media:
Judulnya... Sang Kerbau yang suka menangis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H