Perusahaan yang ingin merekrut individu dengan cacat fisik juga memberi nilai tambah pada perusahaan tersebut, seperti CSR pada umumnya namun memiliki keuntungan berlipat. Contoh kecil juga, Dapat kita melihat sesekali pada berbagai kesempatan maupun acara bahwa individu yang cacat dapat bekerja, sama halnya individu normal meski jarang bukankah hal ini sebagai pembuktian agar perbedaan itu dapat di akui?
Dari Hal seperti inilah dapat kita melihat bahwa keberagaman masih menjadi isu yang orang-orang jarang untuk ungkapkan maupun tidak nyaman untuk di buka, namun menurut penulis sendiri, jika tidak memulai edukasi dari sekarang kapan lagi? generasi selanjutnya maupun yang sekarang, bahkan jarang mendapatkan sosialisasi atau keterlibatan akan isu-isu keberagaman di tempat kerja.
Bahkan di Indonesia sendiri pada khususnya, isu mengenai Agama terbilang mulai menguat lagi, tidak berbeda dengan negara-negara berkembang lainnya. Namun jika lebih di telaah lagi, dengan perkembangan dan kebutuhan tenaga kerja yang beragam, implikasi 'domino' seperti ini memang dan akan terus ada selama dunia kerja terus di dorong dengan persaingan yang semakin ketat.
Satu pertanyaannya adalah, apakah individu, kelompok, organisasi yang terlibat akan mulai melihat sisi terang dari perbedaan itu? Menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H