Mohon tunggu...
Wilya Adisa
Wilya Adisa Mohon Tunggu... Wiraswasta - XBanker, K-Drama Lover, Novel Reader, a Mommy and a Wifey

a Mommy and a Wifey yang sibuk. Meskipun 24 jamnya full dengan kegiatan, tapi entah kenapa jadi banyak overthinking tentang hidup. Sehingga daripada dipendam sendiri mending ditulis di kompasiana.com. Siapa tahu, dari hasil ovt dalam pikirannya bisa jadi inspirasi bagi para pembaca. So, jangan sungkan bertukar ide dan sharing pendapat ya! Biar tambah ovt dan tambah banyak yang ingin ditulis. :D

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Sekolah Negeri atau Swasta? Cek dulu 5 Fakta Ini

12 Juni 2023   12:12 Diperbarui: 12 Juni 2023   12:26 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest.com/pngtree 

Sekolah negeri dan swasta sebenarnya sama-sama memiliki fasilitas yang sama. Seperti gedung sekolah, guru sekolah, kantin, kamar mandi, perpustakaan, uks dan lapangan olahraga.

Hanya saja, sekolah di negeri untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana sekolah harus menunggu kiriman dari pemerintah. Sementara untuk sekolah swasta, hal-hal seperti itu sudah tidak perlu menunggu pemerintah karena sudah ada pendanaan sendiri untuk itu, meskipun mungkin akan ada perubahan biaya spp dan biaya daftar ulang yang dibebankan kepada wali murid di tiap ajaran barunya. 

Jadi jangan kaget kalau-kalau saat kelas satu dan setelah naik kelas dua, berbeda spp dan biaya lain-lainnya. Karena biasanya sekolah swasta akan memenuhi fasilitas sekolah secepat mungkin sesuai dengan kebutuhan siswanya. 

4.  Kurikulum Sekolah.

Sekolah tanpa kurikulum ibarat sayur tanpa air dan garam alias mentah. Kenapa? Karena proses belajar ditentukan oleh kurikulum itu sendiri. Meskipun, kita bisa belajar dan mengajari anak kita dari berbagai sumber informasi, namun dengan adanya kurikulum ada tahapan-tahapan yang dilalui si anak dalam proses belajarnya. 

Nah, sekolah di negeri, kurikulumnya tentu mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Seperti sekarang, kurikulum merdeka belajar dan sebelumnya kurikulum K13. Sementara di swasta, meskipun juga sama-sama di bawah Kemendikbud, namun biasanya ada kurikulum lain yang mengikuti, seperti kurikulum Cambridge untuk sekolah swasta berbasic internasional dan atau kurikulum tahfidz, sekolah swasta dengan basic agama Islam.  

5. Pergaulan. 

Sekolah di negeri biasanya teman sekelas dan seangkatan bisa lebih banyak dari sekolah swasta. Sekolah di negeri per kelas umumnya diisi dengan 40 siswa dengan jumlah kelas bisa sampai 10 kelas per angkatan. 

Sementara sekolah di swasta, satu kelas biasanya hanya mencapai 20-30 anak dengan jumlah kelas per angkatan paling banyak ada empat kelas. Dari jumlah siswa dan kelas bisa dilihat bahwa sekolah di negeri tentu lebih heterogen dibanding swasta. 

Apalagi swasta dengan basic keagamaan dan ras tertentu, pasti seluruh temannya berasal dari agama, sosial ekonomi yang hampir sama dan mungkin latar belakang keluarga juga tidak jauh berbeda. Sementara di sekolah negeri, mempunyai teman berbeda agama, berbeda latar belakang keluarga dari berbagai ras dan berbeda tingkat sosial ekonominya, terlihat jelas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun