Mohon tunggu...
Willyardix
Willyardix Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mencoba menulis untuk sesuatu yang mungkin bisa berguna. \r\n\r\nhttp://pahlawanabstrak.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dan Mereka kini Tiada

20 November 2013   13:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:54 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari bersembunyi di tengah gelapnya awan hitam

terkadang mengintip sambil menyebarkan senyum cahaya

hanya terkadang senyumnya tak sampai hangatkan bumi pertiwi

Bumi pun hanya mendongak ke atas sambil berharap

//

Manusia manusia pun berdoa

Untuk segala kegaluan yang terjadi di atas mereka

berharap tak akan terjadi sesuatu

yang kan buat mereka terus menerka nerka

//

Pikir terus berputas melihat angin bertiup perlahan

menyusuri awan yang bergerak pelan

memandang dan terus berharap

untuk hal yang tak bisa di pastikan

//

Dan langitpun menangis

melihat hitam saling beradu

mengejar dan dikejar sepoy angin

hingga awan bergerak dan berputar

//

Manusia manusia kini berlari

mencari atap untuk mereka bertahan

bersembunyi dari kroyokan air mata

yang makin lama untuk berhenti

//

Mereka hanya berdoa

agar semua cepat usai

namun banyak pula yang berdoa

agar semua tak pernah usai

//

Langit hanya bisa mendengar

gerutu dan caci maki

Bumi hanya merasakan

hentakan kemarahan

//

alam pun mulai tak suka

langit menangis tak kunjung henti

bumi geram sampai bergetar

air Laut meloncat-loncat

//

Apa lagi yang terjadi

semua kini tinggalah doa

dan umpatan yang tak tersampaikan

mereka yang berdoa kini tiada

-Willy Diartio-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun