Hallo sobat - sobat kompasiana!
Di masa pandemi Covid-19 sekarang pasti sangat berdampak pada kehidupan sosial masyarakat tak terkecuali bagi sobat-sobat yang sedang membaca artikel ini juga.Â
Adapun kerugian besar yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini. Namun, pada masa pandemi ini masyarakat cenderung memiliki banyak waktu saat berada dirumah sehingga memunculkan hobi baru yaitu dengan melakukan aktifitas berkebun.Â
Hobi berkebun ini juga juga butuh modal tentunya, antara lain membutuhkan lahan atau pekarangan rumah ataupun teras rumah, alat - alat untuk berkebun, dan tentu saja membutuhkan pupuk agar tanaman menjadi subur.Â
Dalam penggunaan pupuk, masyarakat cenderung menggunakan pupuk anorganik atau sintetis yang harganya lumayan merogoh kocek. Pupuk anorganik atau sintetis memang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih cepat tepapi yang wajib diketahui bahwa pupuk anorganik berbahaya bagi lingkungan.Â
Pupuk anorganik mengandung bahan kimia yang beracun bagi tanah sehingga dapat merusak struktur tanah dan sifat tanah serta dapat mengurangi jumlah mikroba di tanah yang dapat menyuburkan tanah.Â
Akibat dari kerusakan ini dapat berlangsung lama hingga bersifat permanen. Untuk mengatasi masalah ini dengan pemberian pupuk organik.Â
Sobat sekalian mungkin sudah tahu bahwa pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan - bahan alami seperti kotoran hewan atau limbah sayuran dan beberapa orang mengganggap itu menjijikan. Tapi jangan khawatir sobat sekalian karena berani kotor itu baik.
Sobat sekalian pasti sudah tidak asing dengan makanan yang satu ini. Ya benar, itu adalah nasi. Nasi merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sejak zaman kerajaan Hindu - Buddha. Nasi kaya akan karbohirat yang mana karbohidrat pada nasi putih ini memiliki peran penting untuk memberikan energi bagi tubuh.Â
Makanan pokok yang berasal dari bulir beras ini, kini tidak hanya dimakan sebagai nasi putih tetapi sudah diolah menjadi berbagai macam masakan lainnya seperti nasi goreng dan sebagainya.Â
Pada kesempatan kali ini, saya tidak akan membahas tentang bagaimana mengolah nasi menjadi makanan lain. Saya disini akan membahas cara mengolah nasi basi menjadi Pupuk Organik Cair atau yang biasa dikenal dengan POC.Â
Jadi kalau di rumah sobat Kompasiana terdapat nasi basi jangan dibuang. Bagaimana cara membuatnya? Apa saja alat dan bahan yang diperlukan? Yuk simak sampai habis ya!
MOL (Mikroorganisme Lokal) adalah cairan atau larutan yang mengandung mikroorganisme. MOL dapat diproduksi dari bahan - bahan alami yang ada di sekitar kita, dan mudah didapat tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Larutan MOL mengandung bakteri yang baik untuk menguraikan bahan organik sampah hingga menjadi pupuk kompos.Â
Pembuatan larutan MOL ini sangat mudah, hanya dengan memanfaatkan nasi basi yang melalui proses fermentasi dan ditambah dengan larutan gula sebagai sumber makanan bakteri. Berikut tahapan-tahapan pembuatan MOL dari nasi basi menurut Cybext Pertanian:
- Nasi sisa atau nasi basi dibuat berbentuk bulat sebesar bakso, sebanyak 3-4 bulatan. Setelah itu, nasi basi yang telah dibentuk bulat sebesar bakso kita simpan di dalam wadah, bisa berupa botol plastik bekas ataupun kaleng. Kemudian wadah ditutup rapat. Letakkan wadah yang berisi nasi basi tersebut ditempat yang tidak terkena sinar mataharisecara langsung. Setelah 1 minggu, nasi basi akan ditumbuhi jamur atau cendawan yang berwarna merah hingga kekuning-kuningan.
- Siapkan botol dengan kapasitas 2 liter. Masukan nasi basi yang telah ditumbuhi jamur kedalam botol tersebut. Kemudian, buat larutan air bercampur gula pasir. Perbandingan antara air dan gula pasir adalah 1,5 liter air : 5 sendok gula pasir . Fungsi penambahan gula ini karena gula merupakan sumber makanan bakteri yang ada di jamur. Setelah itu, masukkan air gula tersebut kedalam botol yan berisi nasi basi yang telah ditumbuhi jamur kemudian ditutup rapat. Setelah 4 hari, botol dikocok agar nasi basi dan gula bercampur merata.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengocok larutan agar sesekali botol dibuka agar kandungan gas-gas yang ada dalam botol dapat keluar karena tekanan gas yang ada di dalam botol tersebut cukup tinggi.Â
MOL dikatakan siap pakai apabila tercium bau masam manis seperti tapai hasil fermentasi nasi basi dan gula pasir. Sekiranya sudah siap pakai, saring cairan MOL dengan kain, kemudian masukan kedalam botol dan MOL siap untuk digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H