Mohon tunggu...
Muhammad Wildhan Pamungkas
Muhammad Wildhan Pamungkas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon Penulis Masa Depan

Berbicara dengan tulisan, aku akan mengubah setiap pengalaman menjadi kisah yang menginspirasi dan penuh makna

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengunjungi Tebet Eco Park!

13 Oktober 2022   09:25 Diperbarui: 13 Oktober 2022   09:30 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eksplor jembatan eco park. Dokumentasi Pribadi

Suatu ketika, saya dituntut untuk kerja kelompok untuk menanyakan kelompok masyarakat yang berhubungan dengan tugas kuliah. Lalu teman menyarankan untuk mengunjungi Tebet Eco Park. Bisa dibilang untuk pertama kalinya untuk datang ke taman ini. Saya dan teman-teman berkumpul pada jam 9 pagi.

Setelah merencanakan pada hari selasa. Lalu pada hari rabunya hari kami bertemu di taman. Saya dari rumah berangkat dari jam setengah delapan untuk jalan kaki ke halte transjakarta terdekat dari rumah. Dari halte lalu menaiki bis koridor 8 yaitu Lebak Bulus - Harmoni. Namun saya tidak turun di Harmoni melainkan halte Grogol 1.

Dari halte Grogol 1. Saya berjalan kaki dengan jembatan penyebrangan jalan yang terhubung dengan halte Grogol 2 untuk arah Pinang Ranti. Saya pun mengantri di halte Grogol 2. Tak lama bis pun datang arah Pinang Ranti, apalagi bis keadaan kosong pun dapat tempat duduk.

Aplikasi Moovit. Dokumentasi Pribadi
Aplikasi Moovit. Dokumentasi Pribadi

Untuk mengunjungi Tebet Eco Park melalui Trans Jakarta dengan turun di Halte Tebet BUMD (Menurut aplikasi peta daring). Namun nama haltenya Tebet Eco Park II. Selama di perjalanan saya gunakan untuk tidur karena ada 13 halte yang di lewati. Saya gunakan tidur karena masih mengantuk.

Hingga tepat pukul setengah sepuluh. Saya pun sampai di Halte Tebeet BUMD (Halte Tebet Eco Park II). Lalu saya tanyakan kepada petugas halte menanyakan letak taman. Setelah bertanya pun mengikuti arahannya yaitu menaiki tangga untuk keluar dari halte dan ternyata di jembatannya sudah ada arahan menuju Tebet Eco Park.

Halte Eco Park. Dokumentasi Pribadi
Halte Eco Park. Dokumentasi Pribadi

Lalu saya pun jalan kaki di jalan trotoar yang arahnya lurus terus hingga melewati Pom Bensin masih lurus lagi hingga menemukan jalan belokan. Saya pun belok mengikuti alur jalan trotoar. Tentunya dengan bantuan google maps. Saya pun terus jalan terus mengikuti jalan trotoar. 

Sesungguhnya saya sudah sampai di tamannya namun saya berkeliling selama tiga puluh menit pun tak kunjung menemukan pintu masuknya. 

Jalan Trotoar di luar taman. Dokumentasi Pribadi
Jalan Trotoar di luar taman. Dokumentasi Pribadi

Hingga berkeliling selama tiga puluh menit lamanya. Lalu saya menghubungi teman saya hingga akhirnya menemukan pintu masuknya. Untung saja teman saya sudah reservasi masuk ke taman ini. Saya pun hanya menunjukan barcode yang saya dapatkan dari teman saya.

Jujur saja. Saya merasakan pegal di kaki karena kewalahan mencari pintu masuknya. Lalu saya duduk sebentar sembari menghubungi teman saya yang sudah sampai. Tak lama saya pun mencari teman saya. Dari kejauhan pun terlihat dan langsung menghampiri mereka.

Teman-teman saya berdiskusi mengenai kerja kelompok yang akan dilakukan.  Aku pula sembari melihat taman yang begitu hijau dan bagus. Pantas saja saat saya melihat berita mengenai taman ini begitu ramai. Memang sih tempat ini bagus. Banyak tempat duduk, tempat bermain anak-anak.

Pengunjungnya pun dari orang tua hingga anak-anak. Setelah berdiskusi, lalu kelompok saya memutuskan untuk bertanya dengan orang sekitar yaitu ibu-ibu untuk bertanya mengenai pendidikan saat ini yang tentunya membantu tugas kuliah.

Wawancara dengan pengunjung sekitar taman. Dokumentasi Pribadi
Wawancara dengan pengunjung sekitar taman. Dokumentasi Pribadi

Dari wawancara dari dua ibu ini ternyata menambah pengetahuan mengenai situasi pendidikan saat ini yang memiliki masalah yang harus diberikan solusi. Masalah yang dihadapi pun dari pihak guru yang bermasalah, kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran, pembelajaran yang mengasyikan.

Dari kedua ibu ini pun sangat membantu dalam tugas kuliah. Lalu setelah selesai wawancara pun saya dan teman-teman pun bersantai ria di taman ini. Hingga menghabiskan waktu selama berjam-jam dan mengeksplor taman ini lebih jauh lagi. 

Eksplor jembatan eco park. Dokumentasi Pribadi
Eksplor jembatan eco park. Dokumentasi Pribadi

Kebetulan taman ini berada di dua tempat yang berbeda yang terhubung dengan jembatan yang seperti ada yang di foto. Saya melihat perbedaannya. Tempat yang sebelumnya pengunjungnya di hari biasa tak terlalu banyak namun di tempat selanjutnya terlihat orang-orang lebih banyak pengunjungnya karena banyak tempat bermain anak-anak.

Hingga akhirnya jam mengarah jam setengah tiga pun kami keluar dari taman untuk membeli bakso lima belas ribu. Setelah makan pun langsung jalan kaki menuju stasiun cawang. 

Stasiun Cawang. Dokumentasi Pribadi
Stasiun Cawang. Dokumentasi Pribadi

Teman-teman saya ingin ke kota tua. Namun saya urungkan niat untuk ikut karena sudah capek juga dan saya memisahkan diri dari teman-teman dari manggarai hingga transit menuju kereta kampung bandan dengan turun di tanah abang. Lalu dari tanah abang menuju kereta jurusan rangkas bitung.

Namun saya turun di Palmerah. Dan mengenai taman tadi bisa di bilang. Tempatnya bagus dan menarik namun memang harus bersabar menuju taman ini apalagi dari halte transjakarta ataupun stasiun agak jauh namun untuk jalan kakinya sendiri membutuhkan waktu 10 menit lebih.

Tetapi dari jalan kaki ini pun tidak sia-sia karena Taman Eco Park ini menyuguhkan taman yang menarik untuk nongkrong, tugas kelompok, olahraga, atau jadi tempat bermain dengan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun