Tepat hari Sabtu, 6 Agustus 2020
Saya merencanakan untuk pergi ke Ragunan seorang diri yang tentunya sudah direncanakan jauh jauh hari dari rute perjalanan, cara masuknya ke ragunan sampai mencari informasi dari google hingga youtube.
Hingga hari itu tiba pun saya merasakan senang karena sudah lama sekali tak mengunjunginya karena terakhir saat saya melaksanakan kemah di bumi perkemahan ragunan namun pada saat itu hanya sebentar karena kakak kelas kesurupan di Ragunan yang membuat saya kecewa yang memiliki ekspetasi untuk berkeliling lebih jauh malah dibatalkan.
Akhirnya setelah sekian lama pun dapat ke Ragunan meskipun seorang diri begitu bahagia sampai membuat video dan foto foto setiap perjalanannya. Dan kebetulan saya menggunakan Transportasi Umum yaitu Transjakarta.
Perjalanan saya ke Ragunan (Video Tiktok)
Pertama-tama saya diantarkan adik saya menuju halte busway Transjakarta terdekat dari rumah dan daerah rumah saya berada di koridor 8 Busway yaitu jurusan Harmoni - Lebak Bulus. Sebenarnya saya bisa saja ke Lebak Bulus lalu menaiki Jaklingko untuk ke Ragunan hanya saja pada saat itu saya tidak memiliki kartu tersebut.
Maka dari itu saya memilih Rute 6B (Monas - Ragunan via Semanggi). Namun tentu saja saya harus pergi ke Harmoni lebih dahulu. hingga akhirnya mencari rute Pulo Gadung hanya untuk sampai Monas. Dan saya abadikan perjalanan dengan video selama di ragunan yang telah saya edit pada link di atas foto.Â
Sesampainya di Harmoni pun langsung bergegas untuk ke bis yang mengarah ke Pulo Gadung. Sesampainya di Monas, aku pun turun dan langsung menanyakan ke petugas busway dan langsung di tunjukanlah rute yang saya cari yaitu Rute 6B.
Dan selama di perjalanan sebenarnya di hari Sabtu pada jam delapan pagi ternyata tidak terlalu ramai bahkan dari berangkat sampai Ragunan pun agak sepi.Â
Sesampainya di tempat saya pun turun dan disambut para penjual atau penyewa tikar dan penjual lainnya. Dan ternyata saat berada di pintu utara Ragunan sudah di padati orang orang.
Lalu saya pun menuju loket Ragunan untuk membeli kartu Jaklingko untuk masuk ke Ragunan. Dan untuk tarif masuknya seharga empat ribu rupiah hanya cukup tap kartu.
Sesampainya masuk di dalam ternyata sudah ramai dan tepat pukul sembilan pagi baru bisa masuk ke dalam Ragunan. Saya pun mulai berkeliling dan mengobservasi tempat tersebut ternyata di padati orang orang untuk olahraga, komunitas, keluarga, atau kelompok remaja namun hanya saja saya ke Ragunan seorang diri.
Dan pertama kalinya saya melihat Pelikan secara nyata. Saya pun memotret hingga membuat videonya dalam waktu singkat. Saya menganggap Ragunan ini seperti hutan kota yang ditambahi hewan dan begitu adem di pagi hari meskipun ada terik matahari di pagi hari namun masih adem.
Lalu diriku berkeliling hingga menemukan tempatnya burung burung. Dan jujur saya bingung untuk memotret burung dengan baik. Sebenarnya burung burung di ragunan ada yang elok di mata karena bulunya yang indah, adanya burung elang dan lainnya.
Setelah dari tempat burung. Saya beristirahat untuk duduk sembari menuju manakah selanjutnya.Â
Dan ternyata selama berkeliling di Ragunan melihat satu persatu hewan yang ada di Ragunan ini saya menghabiskan satu jam empat puluh lima menit. Dan saya tidak banyak mengabadikan hewan hewan yang ada di Ragunan karena sisanya hanya cukup di pandang dan di video.
Namun yang saya rasakan dari perjalanan seorang diri ini melihat keluarga kecil bertamasya begitu bahagia, keluarga kecil yang sedang piknik, sekelompok remaja yang berkeliling melihat hewan. Dan tentunya kurang afdol bagi saya untuk bertemu Gajah.
Gajah pun saya temukan di pintu barat ragunan yang membuat saya ingat dahulu saya saat SMP. Untuk masuk ke Ragunan melalui pintu Barat karena pada saat itu sekalinya masuk sudah bertemu dengan Gajah. Hanya saja saya tidak bertemu dengan Jerapah, Zebra hanya karena saya tidak tahu letaknya.
Namun setelah saya observasi Ragunan ini cocok untuk berlibur dengan keluarga ataupun seorang diri. Apalagi makanan yang di jual dengan harga yang murah yang dapat membantu usaha UMKM yang berada di Ragunan. Dan setelah saya melihat Ragunan kedua kalinya jadi berpikir untuk kembali ke Ragunan untuk mengejar yang belum pernah di lakukan di ragunan seperti bersepeda ataupun naik bis keliling.
Setelah saya berangkat dari jam setengah delapan pagi sampai di ragunan tepat jam sembilan pagi. Dan saya menghabiskan waktu selama satu jam empat puluh lima menit di Ragunan. Lalu saya meneruskan perjalanan menuju ke rumah dosen.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H