Bagi umat Muslim yang taat, Ramadhan merupakan tantangan epik untuk mengendalikan tuntutan fisik tubuh Anda sehingga Anda dapat fokus pada peremajaan batin dan spiritual.
Tidak memungkiri juga beberapa orang melihatnya sebagai sesuatu yang dikeluhkan karena kita tidak bisa minum atau makan apa pun dari matahari terbit hingga terbenam, apalagi ketika musim sedang kemarau.
Meskipun keluhan tersebut dijustifikasi, namun mereka yang mengeluh gagal menangkap esensi dari Ramadhan itu sendiri.
Ramadhan perlu dipandang sepenuh sebagai kesempatan berbuat positif secara maksimal karena adanya kepercayaan bahwa di alam gaib, gerbang surga terbuka, gerbang neraka ditutup, dan setan dirantai selama sebulan.
Berikut beberapa hal yang telah diajarkan Ramadhan kepada kita tentang menjadi lebih baik di tempat kerja (dan kehidupan):
1. Penguasaan diri membutuhkan pengorbanan (menyakitkan di awal, SANGAT berharga jangka panjang)
Menyelesaikan puasa seperti mengalami kesuksesan di dunia kerja.
Setiap kali kita berhasil menyangkal keinginan kita untuk makan sepanjang hari (rasa lapar, tenggorokan kering, bau mulut, dan sebagainya) kita mendapatkan perasaan bahwa kita bisa menguasai diri.
Keterampilan ini diterjemahkan dengan baik ke dalam mengendalikan amarah (efektif untuk menghadapi rekan kerja yang keras kepala), menahan godaan (terutama memikirkan kue coklat di pantry kantor), dan membangun fokus (yang membantu menyelesaikan pekerjaan).
Baca juga: "3 Sifat yang Lahir di Ramadhan 2020 dan Bisa Diadaptasi Kembali"
2. Kesabaran akan menghasilkan nikmat
Tidak ada jenis kesabaran seperti jenis kesabaran dalam menunggu waktu makan.
Dalam budaya yang membiasakan kita makan, ngemil, dan kemudian makan lagi, mudah untuk meledakkan rasa lapar batin Anda untuk kemudian marah ketika makanan enak ada di hadapan Anda (atau mungkin itu hanya saya pada beberapa hari di bulan Ramadhan).
Trik untuk dapat kuat selama Ramadhan dan juga di tempat kerja adalah tidak kehilangan ketenangan Anda.
Puasa adalah tentang membangun dan melatih ketenangan batin seperti halnya menahan diri dari makanan dan minuman.
Puasa membangun kesadaran tentang apa yang bisa Anda kendalikan.
Puasa juga mengingatkan kita akan manfaat bekerja dengan tekun menuju tujuan akhir dan menjadi sedikit lebih menerima keadaan apa pun yang menghadang.
Ini juga berarti melakukan upaya terbaik kita di tempat kerja dan berusaha untuk tidak terlalu khawatir tentang hasilnya (poin yang bagus untuk mengurangi stres).
3. Menemukan hal positif dalam tantangan
Larangan untuk makan dan minum bisa jadi sulit, namun pada akhirnya, kita memiliki akses ke makanan enak dan sehat yang bisa dinikmati saat berbuka puasa.
Itu adalah hak istimewa yang luar biasa mengingat banyak orang tidak memiliki akses ke air bersih dan / atau makanan yang substansial.
Ramadhan mengingatkan kita untuk mempraktikkan apresiasi pada keseharian baru saat berpuasa, yang ternyata sangat luar biasa ketika ditilik dalam gambaran yang lebih besar.
Berpikir perlahan-lahan untuk menemukan yang terbaik atas tantangan yang kita hadapi (hal-hal benar yang nyatanya dilakukan kolega yang dikenal sebagai kepala batu atau ketika kita gagal dalam suatu proyek tetapi belajar banyak) dapat meningkatkan semangat positif Anda dan mengubah perspektif Anda dengan cara yang ampuh.
Tentu saja, ini membutuhkan latihan dan tidak datang secara alami bagi kebanyakan orang, tetapi ini membuat Anda lebih baik dalam memecahkan masalah menggunakan pendekatan berbasis aset.
4. Kemurahan hati menuai apa yang ditaburnya
Muslim percaya bahwa Nabi Muhammad (SAW) lebih murah hati di bulan Ramadhan ketika dibandingkan dengan angin sepoi - sepoi.
Ini berarti bahwa kemurahan hatinya tidak ada batasannya.
Kemurahan hati adalah landasan Ramadhan dalam segala hal mulai dari donasi uang hingga kemurahan hati dalam hubungan (mis. Mengabaikan kesalahan orang, dll.).
Ramadhan mengajak kita untuk ikut bagian dalam amal tanpa pamrih (atau laba).
Juga, tak perlu dikatakan lagi bahwa berkomitmen penuh atas pekerjaan yang kita lakukan akan berdampak baik kepada semua orang.
Ibarat seperti Anda melatih otot tubuh untuk menjadi kuat, menentukan waktu yang spesifik untuk menantang diri Anda sendiri agar dapat melampaui zona nyaman Anda dan menjadi lebih kreatif merupakan hal penting.
Demikian pula, niat dalam mempraktikkan kemurahan hati melalui keterampilan interpersonal yang lemah lembut (dengan mengkooptasikan apa yang diinginkan orang tercinta dengan apa yang kita inginkan, serta terbuka atas keberadaan rekan kerja baru) sangat membantu dalam membangun kepercayaan.
Pelajaran ini (dan banyak lagi) dapat membuat Anda terbiasa mendorong pribadi untuk bekerja lebih baik selama Ramadan.
Dan itulah tujuan akhir bulan Ramadhan; untuk melatih diri Anda sendiri secara ketat di "musim kering" sehingga Anda dapat menghargai nikmat di "musim hujan" (yaitu sisa 335 hari dalam setahun yang Muslim bisa makan jika mereka tidak berpuasa secara sukarela).
Baca juga: "Keheningan: Mengadaptasi Spirit Nyepi untuk Produktif Sehari-hari"
Apa sajakah praktik spiritual yang membantu Anda menjadi lebih baik dalam pekerjaan dan kehidupan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H