"It's a first kiss, it's flawless, really something / It's fearless" - dengan mudah membawa kita kembali kepada perasaan romansa dan lirik diaristik yang terasa pada rilis pertamanya di 2008.
Swift dalam 'Fearless (Taylor's Version)' juga menyertakan enam lagu yang belum pernah terdengar sebelumnya yang ditulis bersamaan dengan 'Fearless' 2008.
Enam lagu "baru" bukanlah harta karun - tetapi kita bisa melihat alasan mengapa Swift baru menerbitkannya sekarang.
Ambil contoh 'Mr Perfectly Fine', sebuah lagu yang bisa jadi ungkapan mengapa Swift memilih merekam semua album awalnya dan upayanya untuk mendeskripsikan Scooter Braun sebagai "definisi pas atas laki - laki yang toxic dan memiliki privilese".
"Hello Mr Casually Cruel, Mr Everything Revolves Around You ... he goes about his day, forgets he even heard my name," Swift menyanyikannya dengan senang hati, seperti seseorang yang amarahnya diredakan oleh kesadaran bahwa dia berhasil mengalahkan musuhnya lewat caranya sendiri.
Mendengarkan kembali seluruh isi album 'Fearless (Taylor's Version)' memiliki efek yang mirip dengan membaca kembali buku harian lama - terutama karena lagu-lagu ini penuh dengan nostalgia dan diputar dimana-mana pada zamannya.
Pada 'Fifteen', sebuah balada lembut yang menggambarkan emosi kusut dari patah hati pertama, Swift menyanyikan: "Back then I swore I was gonna marry him someday / But I realised some bigger dreams of mine".
Fifteen selalu menjadi salah satu lagu Swift yang paling mengharukan, tetapi mengingat semua yang dia capai selama dekade terakhir, dan langkah berani yang diambilnya dalam melawan industri musik lewat 'Fearless (Taylor's Version)', lirik ini terasa lebih dalam.
Baca juga: "Evermore: Lentera Terang di Penghujung Tahun yang Kelam [Taylor Swift Album Review]" oleh Yusuf Fajar Mukti
Mencoba membandingkan rekaman baru ini dan rekaman aslinya hanya akan seperti membalikkan dua sisi mata koin, jadi mari nikmati balas dendam (dan nostalgia yang manis) dari Taylor Swift lewat 'Fearless (Taylor's Version)'.