Langkah-langkah potensial dapat mencakup "penjualan, penarikan, dan pengurangan bisnis ponsel pintar," kata pejabat LG pada saat itu.
Pada bulan Maret, muncul laporan bahwa perusahaan telah mencoba mencari pembeli untuk bisnis ponsel cerdasnya, tetapi pembicaraan itu terhenti dan malah berakhir pada penutupan divisi tersebut.
Outlet berita Korea Selatan, DongA, mengatakan perusahaan telah menghentikan pengembangan ponsel yang akan datang dengan layar yang dapat digulung, dan telah menangguhkan smartphone yang direncanakan untuk paruh pertama tahun ini.
LG memang mencoba mengambil perhatian pasar dengan merilis serangkaian perangkat dengan fitur menarik dan bentuk yang tidak biasa.
LG Wing salah satunya sebagai produk smartphone LG yang layar utamanya diputar untuk menampilkan layar sekunder yang lebih kecil di bawahnya, atau perangkat layar ganda terbaru.
LG juga mencoba produk smartphone modular dengan LG G5, hanya untuk menghentikan pengembangan produk tersebut setahun kemudian.
Sayangnya untuk LG, tidak satu pun dari fitur unik yang mereka buat dapat mendorong ponsel keluaran perusahaan Korea Selatan tersebut menjadi hit mainstream, dan sementara itu handset perusahaan yang lebih tradisional kalah bersaing akibat ketiadaan pengembangan fitur inti seperti kinerja kamera.
LG bergabung dengan daftar panjang merek yang menyerah atas bisnis smartphone setelah lama berpartisipasi dalam pasar ponsel, meskipun banyak merek tetap "hidup" dan mengeluarkan perangkat terbaru yang dibuat oleh produsen pihak ketiga.
Baca juga: "Pasar HP 5G yang Akomodatif untuk Pembeli Indonesia"
Merek HP lawas seperti Nokia masih ada di pasar smartphone lewat handset yang dibuat oleh HMD, sementara merek Blackberry yang sempat bersama TCL akan kembali tahun ini lewat perangkat yang dibuat oleh OnwardMobility.
Ada juga HTC yang masih menjual beberapa handset eksentrik tapi sebagian besar IP-nya dijual ke Google pada 2017.