7 fakta dan sejarah dari kilang minyak/Pertamina RU (Refinery Unit) VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang meledak dan terbakar pada Senin (29/3) dinihari.
I
Kilang Balongan mulai beroperasi pada tahun 1994 setelah dikontruksi oleh konsorsium Jepang -- Inggris (JGC, BP, Mitsui & Co., LTD., & Foster Wheeler) yang mendapat kontrak kerja dari Pertamina pada 1989.
Kilang Balongan memiliki wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma yang semua berada di kabupaten Indramayu. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau.
II
Sebagai salah satu dari enam unit kilang yang dioperasikan Pertamina, Kilang Balongan mampu memproduksi 125.000 Barel Minyak setiap hari.
Pertamina saat ini memiliki total kapasitas mencapai 1.046,70 ribu barel yang terbagi dalam 2 kilang di Sumatra, 2 kilang di Jawa, 1 kilang di Kalimantan, dan 1 kilang di Papua.
III
Kilang Balongan dikonstruksikan dan dioperasikan untuk menghasilkan produk minyak bumi dengan nilai tambah yang lebih tinggi melalui penyulingan minyak mentah berat yang diproduksi secara lokal untuk memasok pasar dalam negeri.
Kegiatan bisnis utama di kilang ini adalah mengolah minyak mentah dari Duri dan Minas menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), non BBM dan Petrokimia.
Produk akhir dari Kilang Balongan berupa Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene.
IV
Kilang Balongan terletak di Indramayu atau sekitar 200 km arah timur Jakarta. Letaknya yang strategis membuat... (berlanjut di halaman selanjutnya)
Baca juga: "Kebakaran di Pertamina Balongan, Karyawan Berusaha Padamkan Api"